Makin hari, wajah negeri ini makin coreng moreng oleh kemerosotan
moral anak. Di mana kita saksikan dengan mata kepala sendiri, berbagai
informasi di media massa memperlihatkan betapa turunnya sikap kemanusiaan pada
anak remaja.
Obyek kekerasan seksual tidak lagi melanda orang dewasa. Remaja
hingga anak-anak pun menjadi incaran para pelaku pedofilia. Yang semakin
menyayat hati adalah para pelaku itu ternyata remaja dan anak masih bau kencur
(masih duduk di bangku Sekolah Dasar). Deretan panjang kasus asusila yang
merebak saat ini, baik dilakukan oleh anak dan dewasa, oleh Komnas Perlindungan
Anak (KPA) dikatakan terjadi sangat signifikan. Fenomena semacam ini,
berdasarkan pengalaman Komnas PA ternyata banyak terinspirasi oleh situs
pornografi dan minuman keras. Situs pornografi yang mudah diakses dan minuman
keras yang dengan mudah dioplos, menjadi penyebab seseorang kecanduan. Sebab,
45 juta orang Indonesia adalah pengakses pornografi. Lanjutnya, Indonesia
darurat kejahatan pornografi (republika.co.id).
Eksploitasi seksual di kalangan remaja sangat membahayakan generasi
muda yang merupakan pewaris peradaban bangsa ke depan. Apa jadinya, jika remaja
sudah tak terkendali? Kepada siapa peradaban bangsa akan kita wariskan?
Remaja sesungguhnya sedang dalam tahap “tertular” dengan apa yang
terjadi di lingkungan. Posisi remaja yang belum stabil, terus mencari jati diri
ini perlu mendapat perhatian dan peran orangtua sangat menentukan.
Sumber Foto: Internet
Imam Syaukani berkata, “Sesungguhnya bangsa itu bergantung akhlak.
Bila rusak akhlak, rusaklah bangsa itu.” (Majalah HIdayah tahun 2014, edisi
163). Dari kutipan tersebut sangatlah jelas bahwa anak remaja tak bisa dilepas
begitu saja ke alam bebas tanpa dibekali moral dan akhlak, sehingga sangat
penting bagi orang tua untuk menanamkan agama yang baik sejak dini. Karena
rapuhnya moral anak remaja bertalian erat dengan rendahnya keyakinan dalam
menjalankan agama.
Selain menanamkan agama yang baik terhadap anak, ada beberapa hal
penting yang apabila diterapkan dapat mencegah kejahatan seksual, diantaranya:
1.
Berikan Keteladanan yang Baik,
Tanamkan Nilai-nilai Kebaikan.
Anak-anak
khususnya usia dini selalu meniru apa yang dilakukan oleh orang di sekitarnya,
termasuk apa yang dilakukan orangtua. Maka, untuk menanamkan nilai agama,
terlebih dahulu orangtua melakukannya.
2.
Jalin Komunikasi Dua Arah yang
Baik, Jangan Terlalu Mendikte.
Pada
kenyataannya, terkadang ada anak merasa tak nyaman jika bercerita kepada
orangtuanya. Jika mereka menceritakan tentang apa yang mereka alami, justru
merekalah yang akan disalahkan. Padahal, sebagai orangtua yang bijak hendaklah
menjadi pendengar yang baik terhadap keluh kesah anaknya dan memberikan solusi
terbaik. Bukan malah sebaliknya.
3. Berikan Pakaian yang Sopan dan Tertutup Untuk Anak.
Miris sekali
melihat pola pakaian anak-anak di era global ini. Mereka berpakaian namun
telanjang. Sebagaimana Imam An-Nawawi memberikan penjelasan yang beragam
tentang makna wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yaitu: mengenakan
pakaian tetapi tampak sebagian anggota badan untuk menampakkan kecantikannya,
mengenakan pakaian tipis yang masih memperlihatkan warna kulit dan ketat
sehingga menampakkan bentuk tubuhnya.
4.
Memperkenalkan Fungsi Organ
Intim.
Sebagian orangtua
enggan menjelaskan fungsi organ tubuh, merasa hal tersebut tabu untuk
diperbincangkan bahkan dijelaskan pada anak karena mereka menganggap hal
tersebut lambat laun akan diketahui sendiri oleh anak di sekolah. Padahal,
hakikatnya hal tersebut sangat penting untuk dijelaskan pada anak bahwa organ
intim adalah privasi yang tak boleh orang lain mengetahui, apalagi
menyentuhnya.
5. Bagi Anak Perempuan, Beri
Peringatan Akan Suatu Bahaya.
Yang sering
terjadi pada kasus pemerkosaan bahkan pembunuhan, yaitu berjalan di tempat sepi
hanya seorang diri. Peringatan keras untuk orangtua, hendaklah mereka tak
melepas anak gadisnya pergi ke mana pun tanpa teman akhawat (Teman Perempuan).
6. Bekali Anak Ilmu Bela Diri.
Baik karate,
taekwondo, silat dan ilmu bela diri lainnya sangat penting dipelajari, terlebih
untuk anak perempuan. Selain sebagai ladang olah raga, ilmu bela diri dapat
melindungi mereka dari ancaman bahaya yang sewaktu-waktu datang.
7. Kenali Orang Terdekat Anak dan
Sekitarnya.
Hal ini penting untuk
dilakukan, karena terkadang pelaku tindak asusila itu sendiri adalah orang
terdekat.
Itulah beberapa tips agar remaja
kita dapat menghindari diri dari bahayanya predator anak. Memang tidak mudah
mencegah remaja kita dari kejahatan seksual, namun dapat dicegah dengan adanya
kerjasama antara semua pihak sehingga kejahatan seksual dapat diminimalisir
sedini mungkin.
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)