Dulu, hampir semua makanan saya 'sikat' tanpa ada yang dipantang-pantangin, termasuk makanan berlemak sekalipun. Akan tetapi, setelah menikah dan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga 'tulen' semua jadi berubah. Beberapa makanan harus saya pantangin. Apalagi yang dulunya saya sulit gemuk (sehingga semua makanan bisa saya santap habis), sekarang mulai berubah, bahkan bagian perut mulai terlihat sedikit 'membuncit', sampai-sampai saya dikira sedang hamil sama tetangga. Padahal, itu timbunan lemak. 😂 Nasib ... Nasib...!
Dok. Pribadi |
Kalau dianalisis, penyebabnya karena saya kurang berolah raga. Ya... itu sih karena saya merasa kalau aktivitas yang saya kerjakan di rumah seperti memasak, mengepel, mencuci pakaian dan lainnya sudah menjadi 'ajang' olah raga. Ternyata saya keliru.
Sekarang saya harus benar-benar selektif dalam memilih makanan, usahakan yang kadar lemaknya rendah. Sebab, tubuh saya jadi 'rawan' dengan makanan atau camilan yang berpotensi menaikkan berat badan.
Biasanya kalau berbelanja bulanan, salah satu daftar belanja yang tidak bisa saya tinggalkan adalah mie instan. Mengapa mie instan? Ya iyalah, soalnya bisa disimpan, cepet masaknya, apalagi disaat darurat perut sudah keroncongan. 'Comot' deh mie instan di lemari, rebus atau dibuat mie goreng, langsung santap. Apalagi sekarang musim hujan mengguyur dengan cantik-cantiknya, mie instan anget jadi favorit banget.
"Tuh, kan ... malah jadi ngidam mie!" 😋
Sejak tubuh mulai terlihat tumpukan lemak, saya jadi khawatir makan mie instan. Sebab, dari informasi yang saya baca: kandungan lemak pada mie instan cukup tinggi (sekitar 15 - 17 gram per bungkusnya). Berdasarkan data dari RISKESDAS (2013), menunjukkan bahwa 3 dari 10 orang wanita dewasa mengalami obesitas, dan 2 dari 10 orang pria dewasa mengalami hal yang sama. Kandungan rata-rata natrium (garam) pada mie instan biasanya berkisar antara 980 mg hingga 1.500 mg natrium per bungkusnya, sedangkan menurut PERMENKES nomor 30 tahun 2013, konsumsi natrium (yang biasanya berasal dari garam pada produk makanan) lebih dari 2.000 mg berisiko meningkatkan hipertendi atau tekanan darah tinggi.
Umumnya, mie instan dibuat dengan cara digoreng sehingga mengandung kadar lemak cukup tinggi.
"Duuuh... ternyata selama ini saya menimbun lemak! Coba kalau yang ditimbun harta karun, kan lumayan buat anak cucu 😄"
Nah, untuk itu ada baiknya bikin mie sendiri. Mengapa kita harus membuat mie sendiri? Karena mie beli yang umumnya kita konsumsi, pada proses pembuatannya ada penambahan bahan-bahan makanan berbahaya agar mendapatkan tekstur dan ciri khas tertentu.
Perlu diketahui, bahan-bahan tambahan berbahaya pada mie beli yang selama ini kita konsumsi terkandung:
- Air Abu - Kansui - Garam Alkali
- Pengental adonan
- Pengawet makanan
- Emulsifier/ pelembut
- Pewarna industri berbahaya
- Pengawet berbahaya
"Duuh ngeri! Tapi, bikin mie repotnya nggak ketulungan"
Sssttt ...! Sini saya beri tahu sesuatu. Sebuah alat canggih yang saya temui beberapa minggu lalu, bernama Re-Noodle Noodle Marker.
Dok. Pribadi |
Awal Mula Pertemuan Cantik dengan Re-Noodle
Ceritanya tanggal 2 Februari 2018 pagi, saya bersama teman blogger menghadiri undangan dari PT. Readboy Indonesia dalam acara launching produk baru mereka. Dalam acara launching ini, Bu Jenny Widjaja didampingi para chef (chef Andrian dan chef Dwi) mendemokan produk unggulan PT. Readboy Indonesia, salah satunya Re-Noodle, yakni mesin pembuat mie.
"Hmmm ... pasti mesin biasa! Harus nguleni adonan dulu, iya kan?"
Nggak dong! Mesin ini mengolah sendiri adonan hingga terbentuk menjadi mie. Kita cukup memasukan bahan ke dalam Re-Renoodle, pencet tombol, mesin akan mengaduk dan tunggu beberapa menit. Jadi deh!
Dok. Pribadi |
Pada kesempatannya, Bu Jenny Widjaja menyampaikan bahwa salah satu gaya hidup sehat adalah dengan memperhatikan makanan yang kita konsumsi setiap hari.
Yups! Setuju banget sama apa yang disampaikan beliau, sebab makanan yang kita konsumsi itu menjadi salah satu sumber kekuatan untuk beraktivitas. Coba kalau kitanya konsumsi makanan yang nggak sehat, bisa nangkring di rumah sakit dua hari tiga malam. Duuh ... Jangan sampai!
Re-Noodle ini didesain khusus pengguna rumah tangga di Indonesia, sehingga dapat membuat mie sehat di rumah dengan praktis serta lezat dalam waktu hanya 5 menit dan pastinya menyehatkan. Selain itu, mesin Re-Noodle juga dilengkapi dengan Fuzzy Logic, dimana mesin ini berfungsi otomatis yang apabila adonan terigu sudah habis dalam wadah mesin akan berhenti.
"Bagus ya mesinnya, jadi bisa bikin mie terus. Tapi, tagihan listriknya gimana?"
Hasil-hasil cetakan Re-Noodle |
Hasil mie dengan pewarna alami dari sayur dan buah (Dok. Pribadi) |
Rasanya enak 😋 |
Harga
*Retail Price :Rp. 3.880.000
*Price :Rp. 2.880.000
PT. Readboy Indonesia
Sentral Bisnis Artha Gading Blok A7D No. 17
Jln Boulevard Artha Gading, Kelapa Gading Barat - Jakarta Utara 14240, Indonesia
- Call Center: (021) 296 36 296/ 453 55 78
- Website: www.rbshop.id
- Email: info@readboy.id
- Fanpage: readboyshop
- Twitter: @rbshopid
- Instagram: @readboyshop
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)