"Mamang tukang bakso mari-mari sini aku mau beli, mamang tukang bakso cepatlah kemari sudah tak tahan lagi, satu mangkok saja dua ratus perak yang banyak baksonya, tidak pake saos, tidak pake sambel juga tidak pake kol"
Ingat dengan penggalan lirik itu? Yang kelahiran tahun 80-an pasti tahu dong. Apalagi jaman dulu harga bakso hanya dua ratus perak, jadi ingat lagu ini karena dulu almarhum bapak sering sekali mutarin kaset lagu tukang bakso, jadi saya hapal banget liriknya dari awal hingga akhir.
Kalau sekarang sih harga bakso sudah limabelas ribuan hingga lebih (tergantung lokasi dan potongan bakso masing-masing penjual), jadi kebayang kan sudah berapa tahun lamanya? Udah, nggak usah ngebayangin berapa lamanya, mending langsung nyari tukang baksonya 😂.
"Tapi, takut! Apalagi ada yang bilang kalau bakso terbuat dari olahan daging yang nggak bagus serta proses yang tidak baik pula"
OMG! Apa yang disampaikan oleh orang itu harus kita telaah dulu, apa benar atau hanya hoax. Dan kalaupun ternyata info tersebut benar, peran ibu dalam rumah tangga sudah dipastikan memegang keputusan besar dalam menentukan menu makanan untuk keluarga tercinta, baik itu menu sehari-hari, hingga menu jajanan ketika hangout sekeluarga.
Ngomong-ngomong soal menu jajanan, baik untuk acara arisan, weekend bersama keluarga hingga hangout bersama teman-teman, bakso menjadi pilihan favorit.
Akan tetapi, bicara soal bakso, saya jadi ingat isu beberapa tahun lalu, jika bakso dibuat dari daging tik*s. Na'udzubillah.
Sehingga saya sempat ilfill untuk konsumsi bakso, padahal tidak semua penjual bakso berbuat curang seperti itu. Ibarat pepatah 'karena nilam setitik, rusak susu sebelanga' yang mana karena satu perbuatan seseorang menjadi imbas pada semuanya.
Namun, semua berbeda saat saya dipertemukan oleh Bonanza Beef Bakso.
"Apa tu Bonanza Beef Bakso? Paling baksonya sama seperti yang beredar seperti isu-isu. Ya kan?"
Eits, sebelum komentar yang macam-macam, yuk mari kenalan dulu sama Bonanza Beef Bakso, sebab tak kenal maka tak tahu, dan tak tahu itulah akhirnya ngomong yang macam-macam dan tidak sesuai kenyataan.
Bonanza Beef, Bakso Daging Sapi Asli
Perlu diketahui jika campuran daging sapi dengan adonan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas sebuah bakso saat akan disantap. Bakso yang mengandung banyak daging tentu saja akan lebih terasa nikmat. Nah, banyaknya kandungan daging sapi pada bakso ini terdapat pada Bonanza Beef Bakso.
Bonanza Beef Bakso mengandung 84% daging sapi (yakni 100% daging sapi, tidak mengandung daging tambahan lain), terjamin kualitasnya tanpa bahan pengawet dan diproses secara halal serta aman. Selain itu, daging yang digunakan dalam produksi Bonanza Beef Bakso berasal dari peternakan sapi sendiri yang dirawat dengan menerapkan 'Good Farming Practise' yang menjamin Kesejahteraan Hewan, Keamanan Pangan serta diproses secara halal dan 'Good Manufacturing Practise'.
Beberapa hari lalu saya menghadiri acara launching Bonanza Beef Bakso dengan dihadiri oleh dua pembicara yang ahli dibidangnya masing-masing, yakni: Bu Dayu Ariasintawati selaku Managing Director PT Great Giant Livestock (GGL) serta Bu Emilia E. Achmadi selaku Ahli Gizi.
Perlu diketahui, jika saat ini di sejumlah kalangan masyarakat mulai berkembang program diet tanpa mengkonsumsi produk hewani, padahal pada program diet sekalipun sebenarnya tetap membutuhkan asupan protein yang cukup. Terlebih soal konsumsi daging sapi, dimana berbagai persepsi bermunculan terkait konsumsi daging sapi, bahkan kerap sekali menjadi faktor yang membatasi konsumsi daging ternak, sehingga akhirnya mempengaruhi rendahnya konsumsi daging di Indonesia.
Tidak banyak yang mengetahui jika daging sapi memiliki kandungan yang baik dan juga penting untuk menjaga metabolisme dalam sel tubuh, sebagai sumber protein yang merupakan high value commodities. Sehingga dengan demikian, mengkonsumsi protein hewani secara teratur akan menjadikan tubuh memperoleh asupan pangan nutrisi secara seimbang.
Pada peluncuran 'Bakso Bonanza' yang bertemakan 'Filosofi Bakso' tersebut, Bu Dayu Ariasintawati menyampaikan,
Perhatian kan Bu Dayu terhadap masyarakat, masa sih kita nggak perhatian pada diri sendiri terhadap apa yang dikonsumsi?
Bu Dayu menyampaikan jika tujuan dari dikeluarkannya produk bakso ini adalah untuk mengembalikan tradisi makan bakso, yakni yang dapat dikonsumsi secara sehat dan aman tanpa harus khawatir dari mana sumber daging sapi tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Bu Emilia E. Achmadi mengemukakan bahwa:
Secara tradisional, penyajian bakso biasanya disajikan dalam mangkuk kuah kaldu sapi, dengan beberapa tambahan seperti mie, tahu, bihun, tauge, sayuran serta taburan bawang goreng dan seledri. Dan dengan berkembangnya tren masa kini, penyajian bakso telah mengalami pengembangan variasi penyajian yang luar biasa.
Cara Membuat:
Tidak hanya itu, saya pun membuat kreasi masakan lainnya menggunakan Bonanza Beef Bakso.
"Enak ya! Mau deh bikin di rumah. Tapi, dimana ya beli Bonanza Beef Baksonya?"
Nah, buat teman-teman yang mau mencoba berkreasi dengan Bonanza ini, produk dapat dijumpai di sejumlah ritel modern yang ada di Jakarta Tangerang, Bekasi, Bandung, Khususnya di superindo, Ranch Market, papaya ya, Lulu market, Market City serta di Hero).
Produk Bonanza tersedia dalam satu kantung ukuran 500 gram, berisi ± 30 butir bakso dijual dengan harga eceran (ritel), yakni Rp. 85.000/ bungkus.
Buat teman-teman yang masih ingin tahu mengenai bakso Bonanza, berikut kontak yang bisa terhubung:
IG : @bonanzabeef.id
FB: fb.me/ bonanzabeef.id
Web: www.bonanza-beef.co.id
Beberapa hari lalu saya menghadiri acara launching Bonanza Beef Bakso dengan dihadiri oleh dua pembicara yang ahli dibidangnya masing-masing, yakni: Bu Dayu Ariasintawati selaku Managing Director PT Great Giant Livestock (GGL) serta Bu Emilia E. Achmadi selaku Ahli Gizi.
Perlu diketahui, jika saat ini di sejumlah kalangan masyarakat mulai berkembang program diet tanpa mengkonsumsi produk hewani, padahal pada program diet sekalipun sebenarnya tetap membutuhkan asupan protein yang cukup. Terlebih soal konsumsi daging sapi, dimana berbagai persepsi bermunculan terkait konsumsi daging sapi, bahkan kerap sekali menjadi faktor yang membatasi konsumsi daging ternak, sehingga akhirnya mempengaruhi rendahnya konsumsi daging di Indonesia.
Tidak banyak yang mengetahui jika daging sapi memiliki kandungan yang baik dan juga penting untuk menjaga metabolisme dalam sel tubuh, sebagai sumber protein yang merupakan high value commodities. Sehingga dengan demikian, mengkonsumsi protein hewani secara teratur akan menjadikan tubuh memperoleh asupan pangan nutrisi secara seimbang.
Pada peluncuran 'Bakso Bonanza' yang bertemakan 'Filosofi Bakso' tersebut, Bu Dayu Ariasintawati menyampaikan,
"Kami ingin memberikan konsumen alternatif Bakso makanan yang mudah untuk dimasak sendiri, disajikan secara segar dari bakso murni daging sapi, tanpa tambahan zat pengawet, karena masyarakat Indonesia berhak mendapatkan pilihan makanan yang baik dan berkualitas".
Perhatian kan Bu Dayu terhadap masyarakat, masa sih kita nggak perhatian pada diri sendiri terhadap apa yang dikonsumsi?
Bu Dayu menyampaikan jika tujuan dari dikeluarkannya produk bakso ini adalah untuk mengembalikan tradisi makan bakso, yakni yang dapat dikonsumsi secara sehat dan aman tanpa harus khawatir dari mana sumber daging sapi tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Bu Emilia E. Achmadi mengemukakan bahwa:
"Saat ini kebutuhan nutrisi yang berasal daging sapi bagi masyarakat Indonesia masih tinggi. Sebab berdasarkan keterangan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito tahun 2017, konsumsi daging sapi Indonesia masih cukup rendah yakni 2,9 kg/kapita/tahun. Salah satu penyebabnya karena banyak kekhawatiran terkait isu pencampuran daging sapi dan juga penggunaan bahan pengawet. Untuk itu konsumen harus pintar dalam memilih produk yang dikonsumsi".
Secara tradisional, penyajian bakso biasanya disajikan dalam mangkuk kuah kaldu sapi, dengan beberapa tambahan seperti mie, tahu, bihun, tauge, sayuran serta taburan bawang goreng dan seledri. Dan dengan berkembangnya tren masa kini, penyajian bakso telah mengalami pengembangan variasi penyajian yang luar biasa.
Beberapa Menu Hasil Olahan dari Bakso
Sepulangnya dari peluncuran Boganza Beef Bakso, saya pun kemudian membuat menu sendiri menggunakan Bonanza Beef Bakso.Lumpia Bakso Wortel Oriental
Bahan:
- 1 bungkus Bonanza Beef Bakso, potong dadu.
- Daun bawang dan daun seledri secukupnya.
- 3 Siung bawang putih, cincang halus
- 5 siung bawang merah, cincang halus.
- 2 ruas jahe sebesar ibu jari, cincang halus.
- 1 ruas laos, cincang halus.
- 2 sdm kecap asin.
- 1 sdm air.
- 1 butir telur, untuk perekat.
- 1 sdt gula.
- 2 sdt minyak wijen.
- 2 buah wortel berukuran sedang, iris.
- 12 lembar kulit lumpia.
- Minyak goreng secukupnya untuk menggoreng
Cara Membuat:
- Tumis semua bumbu hingga harum menggunakan minyak wijen.
- Kemudian tambahkan kecap asin, air, gula, lalu masukkan bakso dan wortel. Tumis hingga wortel setengah matang. Angkat. Sisihkan.
- Letakkan kulit lumpia, kemudian taruh bakso dan wortel yang sudah ditumis tadi sekitar 1 sdm. Lipat dan gunakan telur sebagai perekat antara kulit lumpia.
- Goreng dengan api medium hingga kulit lumpia berwarna kuning kecoklatan.
- Sajikan bersama mayonaise ataupun cabai rawit.
Tidak hanya itu, saya pun membuat kreasi masakan lainnya menggunakan Bonanza Beef Bakso.
Sambalado sayur bola bakso |
Nah, buat teman-teman yang mau mencoba berkreasi dengan Bonanza ini, produk dapat dijumpai di sejumlah ritel modern yang ada di Jakarta Tangerang, Bekasi, Bandung, Khususnya di superindo, Ranch Market, papaya ya, Lulu market, Market City serta di Hero).
Produk Bonanza tersedia dalam satu kantung ukuran 500 gram, berisi ± 30 butir bakso dijual dengan harga eceran (ritel), yakni Rp. 85.000/ bungkus.
Buat teman-teman yang masih ingin tahu mengenai bakso Bonanza, berikut kontak yang bisa terhubung:
IG : @bonanzabeef.id
FB: fb.me/ bonanzabeef.id
Web: www.bonanza-beef.co.id
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)