Apa yang teman-teman bayangkan soal bayi prematur? Bayi yang terlahir sebelum bulannya? Yups, bener! Namun, tahukah teman-teman jika bayi prematur tersebut ialah bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu?
Perlu diketahui, dan pastinya catatan buat saya, jika masa kehamilan selama 270 hari inilah yang termasuk dalam kategori 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dimana HPK ini merupakan salah satu fase dari periode emas bagi tumbuh kembang seorang anak. Jadi, masa-masa inilah yang perlu diperhatikan, sebab setiap nutrisi yang diterima oleh sang bayi ketika di dalam kandungan mempunyai dampak jangka panjang terhadap kehidupan sang bayi ketika di usianya dewasa.
Periode kehamilan ini tentunya menjadi hal yang penting untuk diketahui oleh ibu dari sang jabang bayi karena bayi yang terlahir prematur tidak lepas dari beragam faktor dari ibu itu sendiri, seperti kurangnya asupan gizi pada saat si ibu hamil.
Bayi yang terlahir prematur tentunya memiliki banyak tantangan kesehatan setelah ia dilahirkan, seperti peningkatan risiko infeksi, gangguan pernafasan hingga peningkatan resiko mengalami penyakit tidak menular atau Non Communicable Diseases (NDS) seperti hipertensi dan diabetes dikemudian hari. Pertanyaannya, lalu bagaimana jika bayi terlanjur terlahir dengan kondisi prematur?
Acara ini menghadirkan pemateri yang kompeten, yakni Dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, SpA (K), seorang Dokter Anak Konsultan Neonatologi RS. Cipto Mangunkusumo. Selain itu, juga turut hadir Joana Alexandra, seorang Sosial Media Influencer dan seorang Moms, Ibu Yanne Sukmadewi selaku General Counsel Corporate Legal Advisory and Complience Danone Indonesia.
Pada kesempatannya, Joana memaparkan pengalamannya memiliki anak prematur, dari mulai tantangan, kendala yang dihadapi hingga tata laksana yang dilakukannya dalam mengurus si kecil.
Dari beberapa pemaparan tersebut, jelas bahwa setiap bayi prematur memiliki kesempatan untuk mengejar tumbuh kembangnya, tentunya apabila diberikan nutrisi yang sesuai dengan tahap serta kebutuhannya.
Dr. Putri Maharani menjelaskan jika ada beberapa masalah pada bayi prematur yang tidak bisa disepelekan, sebab apabila hal itu terjadi dikhawatirkan bayi mengalami gagal tumbuh, Stunting, hingga bayi terlihat lebih kecil dan lebih pendek dibanding rata-rata bayi pada usianya.
Namun, jika bayi terlanjur terlahir keadaan prematur, apa yang mesti dilakukan? Tentunya kita dapat melakukan skrining pada bayi prematur yang terindikasi, seperti USG kepala, Pemeriksaan pendengaran, Anemia of Prematurity, Osteopenia of Prematurity dan Extrauterine Growth Restriction.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:
Itulah tips dalam mengoptimalkan tumbuh kembang bayi prematur. Semoga bermanfaat dan tetaplah semangat berjuang!
Perlu diketahui, dan pastinya catatan buat saya, jika masa kehamilan selama 270 hari inilah yang termasuk dalam kategori 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dimana HPK ini merupakan salah satu fase dari periode emas bagi tumbuh kembang seorang anak. Jadi, masa-masa inilah yang perlu diperhatikan, sebab setiap nutrisi yang diterima oleh sang bayi ketika di dalam kandungan mempunyai dampak jangka panjang terhadap kehidupan sang bayi ketika di usianya dewasa.
Periode kehamilan ini tentunya menjadi hal yang penting untuk diketahui oleh ibu dari sang jabang bayi karena bayi yang terlahir prematur tidak lepas dari beragam faktor dari ibu itu sendiri, seperti kurangnya asupan gizi pada saat si ibu hamil.
Bayi yang terlahir prematur tentunya memiliki banyak tantangan kesehatan setelah ia dilahirkan, seperti peningkatan risiko infeksi, gangguan pernafasan hingga peningkatan resiko mengalami penyakit tidak menular atau Non Communicable Diseases (NDS) seperti hipertensi dan diabetes dikemudian hari. Pertanyaannya, lalu bagaimana jika bayi terlanjur terlahir dengan kondisi prematur?
Optimalkan Tumbuh Kembang Bayi Prematur
Pada tanggal 17 November lalu, saya berkesempatan untuk menghadiri acara Bicara Gizi yang diselenggarakan oleh Nutricia Sarihusada, yang bertepatan dengan Hari Prematur Sedunia dengan tema "Dukung si Kecil yang Lahir Prematur untuk Tumbuh Kembang Optimal", bertempat di Ocha & Bella - Jakarta Pusat.Dok. Pribadi |
Pada kesempatannya, Joana memaparkan pengalamannya memiliki anak prematur, dari mulai tantangan, kendala yang dihadapi hingga tata laksana yang dilakukannya dalam mengurus si kecil.
"Anak keempat saya terlahir prematur, dan itu membuat orang-orang di sekitar saya berkomentar negatif. Namun, saya senyumin aja karena mereka tidak pernah merasakan di posisi saya" terang Joana.Lain halnya dengan Ibu Yanne Sukmadewi yang ternyata dulunya beliau terlahir prematur. Beliau memaparkan jika dulu ia terlahir prematur, namun karena orangtua optimal dalam pemenuhan gizi serta seringnya melakukan kegiatan outdoor, Bu Yanne akhirnya dapat tumbuh kembang dengan baik seperti anak-anak lainnya.
Dok. Pribadi |
Dari beberapa pemaparan tersebut, jelas bahwa setiap bayi prematur memiliki kesempatan untuk mengejar tumbuh kembangnya, tentunya apabila diberikan nutrisi yang sesuai dengan tahap serta kebutuhannya.
Dr. Putri Maharani menjelaskan jika ada beberapa masalah pada bayi prematur yang tidak bisa disepelekan, sebab apabila hal itu terjadi dikhawatirkan bayi mengalami gagal tumbuh, Stunting, hingga bayi terlihat lebih kecil dan lebih pendek dibanding rata-rata bayi pada usianya.
Namun, jika bayi terlanjur terlahir keadaan prematur, apa yang mesti dilakukan? Tentunya kita dapat melakukan skrining pada bayi prematur yang terindikasi, seperti USG kepala, Pemeriksaan pendengaran, Anemia of Prematurity, Osteopenia of Prematurity dan Extrauterine Growth Restriction.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:
- Rutinlah dalam melakukan kontrol untuk pemantauan tumbuh kembangnya (seperti berat badan, panjang badan, lingkar kepala), apakah terlalu cepat ataukah terlalu lambat dengan menggunakan grafik pertumbuhan yang sesuai.
- Tanyakan pada dokter apakah bayi sudah tumbuh sesuai kurva pertumbuhan dan apakah perkembangan sudah dicapai sesuai usianya.
- Berilah nutrisi pada bayi prematur, seperti hitung kebutuhannya (kebutuhan kalori dan vilumenya) agar tidak berlebih dan juga tidak kurang. Bila perlu selalu konsultasikan dengan dokter anak agar pemenuhan nutrisinya tepat dan sesuai.
Itulah tips dalam mengoptimalkan tumbuh kembang bayi prematur. Semoga bermanfaat dan tetaplah semangat berjuang!
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)