"A nation that destroys its soils destroys itself. Forests are the lungs of our land, purifying the air and giving fresh strength to our people.” — Franklin D. Roosevelt
Membaca kata mutiara dari Franklin D. Roosevelt membuat saya terhenyak, miris mengingat hutan di daerah tempat tinggal saya yang makin hari makin tergerus dengan berdirinya gedung-gedung tinggi, hingga kebakaran hutan yang merajai. Jika hutan bisa bersuara, mungkin mereka akan memaki penghuni bumi ini.
Hutan merupakan salah satu ekosistem yang sangat penting bagi bumi ini, yang apabila rusak maka dapat rusak pula tatanan ekosistem hutan. Sebagaimana pemanasan global yang kita rasakan dan terjadi akhir-akhir ini, tentunya itu adalah implikasi dari adanya deforestasi dan degradasi hutan. Namun, meskipun begitu, masih sedikit sekali yang mau menjaga hutan.
Padahal, hutan menjadi salah satu pendukung yang sangat penting bagi keseimbangan alam. Selain itu, Hutan tropis di Indonesia juga menyimpan banyak potensi energi mikrobiologi yang sangat diperlukan dunia.
Ngomong-ngomong soal hutan, pada Sabtu pagi tanggal 9 Februari lalu, saya dan teman-teman blogger menghadiri acara yang bertajuk “ForestTalk with Bloggers”di Almond Zucchini dengan mendatangkan beberapa pemateri, diantaranya:
Selain itu, turut mendatangkan utusan khusus Perubahan lklim, diantaranya:
Selain talkshow interaktif, di acara tersebut juga ada Mini Exhibition Forest Base Product, Demo masak plus Icip-icip Kuliner Produk Hutan yang tentunya sangat menggugah selera.
Acara yang diadakan oleh Yayasan Doktor Sjahrir (YDS) dan The Climate Reality Project (TCRP)-Indonesia ini, selain mengenang almarhum Doktor Sjahrir juga mengingatkan kembali kepada kami (generasi millenial) akan betapa pentingnya kelangsungan hutan. Yang mana saat ini mulai tergerus oleh kemajuan zaman.
Melihat pentingnya akan keberlangsungan hutan inilah, kami diundang untuk mendapatkan informasi terkait hutan, serta apa saja yang dapat merusak ekosistem hutan yang kemudian untuk kami share kembali agar masyarakat luas mengetahui dan mau bersama-sama menjaga hutan.
Mungkin diantara kita ada yang menggumam seperti itu, yang menganggap jika menjaga hutan hanyalah tugas dari petugas perhutanan beserta perangkatnya saja. Padahal, menjaga hutan adalah tugas kita bersama.
Dikutip dari goodnewsfromindonesia.id ada enam langkah strategis yang bisa menjadi indikator positif dan kuat serta terukur sebagai wujud komitmen menghentikan laju pengrusakan hutan hujan tropis, diantaranya:
Tidak hanya itu saja, produk Javara pun turut memamerkan hasil produk alamnya, selain itu juga ada produk yang terbuat dari olahan kayu bekas yang tidak kalah menarik.
Itulah beberapa hal penting yang dapat kita perbuat untuk lingkungan. Mari kita jaga bersama. Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Jangan sampai anak cucu kita hanya mendapatkan namanya "hutan" saja!
Hutan merupakan salah satu ekosistem yang sangat penting bagi bumi ini, yang apabila rusak maka dapat rusak pula tatanan ekosistem hutan. Sebagaimana pemanasan global yang kita rasakan dan terjadi akhir-akhir ini, tentunya itu adalah implikasi dari adanya deforestasi dan degradasi hutan. Namun, meskipun begitu, masih sedikit sekali yang mau menjaga hutan.
Padahal, hutan menjadi salah satu pendukung yang sangat penting bagi keseimbangan alam. Selain itu, Hutan tropis di Indonesia juga menyimpan banyak potensi energi mikrobiologi yang sangat diperlukan dunia.
Ngomong-ngomong soal hutan, pada Sabtu pagi tanggal 9 Februari lalu, saya dan teman-teman blogger menghadiri acara yang bertajuk “ForestTalk with Bloggers”di Almond Zucchini dengan mendatangkan beberapa pemateri, diantaranya:
- Bu DR Amanda Katili Niode selaku Manager The Climate Reality Project Indonesia.
- DR Atiek Widayanti dari Tropenbos Indonesia
- DR Sri Maryati selaku Direntur Eksekutif
- Ir Murni Titi Resdiana, MBA Presiden Bidang Pengendalian Yayasan Balantara
Selain itu, turut mendatangkan utusan khusus Perubahan lklim, diantaranya:
- Myra Widodo dari Rumah Rakuji
- Riza Amala perwakilan dari Javara Indonesia
Selain talkshow interaktif, di acara tersebut juga ada Mini Exhibition Forest Base Product, Demo masak plus Icip-icip Kuliner Produk Hutan yang tentunya sangat menggugah selera.
Acara yang diadakan oleh Yayasan Doktor Sjahrir (YDS) dan The Climate Reality Project (TCRP)-Indonesia ini, selain mengenang almarhum Doktor Sjahrir juga mengingatkan kembali kepada kami (generasi millenial) akan betapa pentingnya kelangsungan hutan. Yang mana saat ini mulai tergerus oleh kemajuan zaman.
Sekilas Tentang Yayasan Doktor Sjahrir dan The Climate Reality Project (TCRP) Indonesia
For Your Information! Yayasana Doktor Sjahrir (YDS) merupakan sebuah organisasi nirlaba yang dibentuk guna meneruskan warisan dari Dr Sjahrir (alm) dan bergerak pada bidang Pendidikan, Kesehatan serta Lingkungan. Sedangkan The Climate Reality Project (TCRP) Indonesia, merupakan cabang dari The Climate Reality Project, yang mendukung kerja lebih dari 300 pemimpin iklim di Indonesia.Melihat pentingnya akan keberlangsungan hutan inilah, kami diundang untuk mendapatkan informasi terkait hutan, serta apa saja yang dapat merusak ekosistem hutan yang kemudian untuk kami share kembali agar masyarakat luas mengetahui dan mau bersama-sama menjaga hutan.
"Jangan sampai anak cucu hanya tahu namanya saja "Hutan", namun tidak tahu hutan itu seperti apa!" my quote.
Apa yang Dapat Kita Lakukan?
"Udah deh, biarin petugas perhutanan saja yang menangani hal itu. Kita nggak usah ambil pusing!"Mungkin diantara kita ada yang menggumam seperti itu, yang menganggap jika menjaga hutan hanyalah tugas dari petugas perhutanan beserta perangkatnya saja. Padahal, menjaga hutan adalah tugas kita bersama.
Dikutip dari goodnewsfromindonesia.id ada enam langkah strategis yang bisa menjadi indikator positif dan kuat serta terukur sebagai wujud komitmen menghentikan laju pengrusakan hutan hujan tropis, diantaranya:
- Menyusun Peta Jalan Indonesia Menuju Bebas Deforestasi Tahun 2020;
- Membuat Rencana Aksi Indonesia Menuju Bebas Deforestasi Tahun 2020;
- Memantau jalannya implementasi dari Rencana Aksi Menuju Indonesia Bebas Deforestasi Tahun 2020;
- Mempercepat terbitnya Kebijakan Satu Peta;
- Melakukan evaluasi perizinan terintegrasi; dan
- Melakukan penegakan hukum dan penyelesaian sengketa alternatif.
Ada Apa di Almond Zucchini?
Selain talkshow, kami juga dapat melihat pameran hasil karya anak bangsa yang dibuat dari olahan atau pemanfaatan sumber hutan, seperti Rumah Rakuji. Ada beragam produk yang terbuat dari hasil alam/ berbahan serat alami, diantaranya:- Serat DOYO atau curculigo latifolia, yang merupakan tenun dengan proses pembuatannya menggunakan alat tenun GEDOG maupun ATBM.
- Serat Bemban atau Donax Carniformis untuk anyaman,
- Serat Bambu untuk Linen Karpet bambu utk anysman dan tapestry.
- Serat daun Bronai, dll. Selain itu, untuk proses pewarnaannya pun juga menggunakan pewarna alam utk tenun maupun serat.
Tidak hanya itu saja, produk Javara pun turut memamerkan hasil produk alamnya, selain itu juga ada produk yang terbuat dari olahan kayu bekas yang tidak kalah menarik.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung lestarikan hutan?
Yang bisa kita lakukan adalah mengajak anak-anak untuk mulai aware akan pentingnya menjaga kelestarian hutan dan alam sekitarnya. Mengapa harus anak-anak? Sebab, anak-anak adalah peniru ulung yang dilakukan kita sebagai orangtuanya. Hal yang dapat dilakukan diantaranya:- 1. Mengajak anak untuk mencintai tumbuhan dengan menyiram tanaman di pekarangan rumah.
- 2. Memberi contoh pada anak untuk membawa botol plastik minuman sendiri dari rumah.
- 3. Mengajak anak berbelanja dan mengajarkan kepada anak agar tidak menggunakan kantong plastik, namun menggantinya dengan cloth bag.
Itulah beberapa hal penting yang dapat kita perbuat untuk lingkungan. Mari kita jaga bersama. Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Jangan sampai anak cucu kita hanya mendapatkan namanya "hutan" saja!
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)