Pict. Pixabay |
“Books are the carriers of civilization. Without books, history is silent, literature dumb, science crippled, thought and speculation at a standstill. They are engines of change, windows on the world, lighthouses erected in the sea of time.” — Barbara W. Tuchman
Setuju banget ya dengan quotes tersebut jika buku pembawa peradaban, dimana tanpa buku sejarah itu sunyi, sastra itu bodoh, sains lumpuh, pemikiran dan spekulasi terhenti.
Tepatnya Kamis, 14 Maret 2019 alhamdulillah saya dan teman-teman blogger berkesempatan untuk mengikuti Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan "Pustakawan Berkarya Mewujudkan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat" di Hotel Bidakara, Pancoran - Jakarta Selatan.
Acara yang diselenggarakan selama tiga hari ini (14-16 Maret) dihadiri oleh peserta perwakilan dari berbagai Dinas Perpustakaan, baik dari Provinsi/Kabupaten Kota, Daerah, Perguruan Tinggi, Sekolah, Pekerja Bidang Literasi, Asosiasi Penerbit/Pengusaha Rekaman, Bappeda, dan para Pustakawan se-Indonesia.
Masuknya perpustakaan ke dalam Prioritas Nasional tentu saja memberikan amanat kepada Perpustakaan
Nasional RI (Perpusnas) untuk dapat meningkatkan serta mengembangkan layanan perpustakaan di
seluruh Indonesia yang berbasis inklusi sosial yang mana hadirnya layanan perpustakaan ini sebagai ruang publik
yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya untuk meningkatkan
kesejahteraan.
Pada Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan ini, Pak Muhammad Syarif
Bando selaku Kepala Perpustakaan Nasional, menyampaikan jika Indonesia saat ini telah memiliki 164.610
perpustakaan, yang mana dari jumlah tersebut telah menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah infrastruktur
perpustakaan terbanyak nomor dua.
“Infrastruktur perpustakaan Indonesia nomor dua berada dibawah India yang memiliki 323,605 perpustakaan, dan berada di atas Rusia dengan 113,440 perpustakaan dan China di urutan keempat dengan 105,831 perpustakaan”, jelas Pak Muhammad Syarif Bando.
Perpustakaan Nasional memiliki fungsi sebagai pelestarian
karya anak bangsa yang bukan hanya melestarikan karya cetak,
rekam, namun juga melestarikan pemikiran/ide/gagasan pendiri
bangsa Indonesia dengan
membentuk kelembagaan Perpustakaan
dalam rangka mengaktualisasikan nilai-nilai patriotisme dan
nasionalisme untuk mendukung
pembangunan manusia Indonesia yang tentunya berkarakter dalam budaya.
Dari awal layanan sampai akhir layanan, setiap hari Perpustakaan menjadi tempat bagi masyarakat berbagai lapisan dengan berbagai kegiatan yang mana ber-IMPACT terhadap Kesejahteraan Masyarakat itu sendiri.
Perpustakaan Sebagai Sumber Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), tentu saja perpustakaan memiliki peranan penting, tidak hanya sebagai pusat literasi Informasi saja akan tetapi untuk merubah mindset (pola pikir) seseorang.Dari awal layanan sampai akhir layanan, setiap hari Perpustakaan menjadi tempat bagi masyarakat berbagai lapisan dengan berbagai kegiatan yang mana ber-IMPACT terhadap Kesejahteraan Masyarakat itu sendiri.
Arahan RPJPN 2005-2025 dalam Penyusunan RPJMN 2020-2024
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 merupakan acuan, arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang dilakukan secara bertahap sebagaimana yang telah diamanatkan oleh UUD 1945 dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Nasional dan berkelanjutan dari pembangunan sebelumnya.
Pelaksanaan RPJPN 2005-2025 terbagi dalam empat tahap perencanaan pembangunan dalam periode perencanaan pembangunan jangka menengah nasional 5 tahunan, dimana RPJMN 2020-2024 yang sedang disusun merupakan periode terakhir dari RPJPN 2005-2025, sehingga pembangunan dalam RPJPN menjadi landasan untuk mencapai tujuan dari RPJMN tahun 2020-2024 dengan Visi dan Misi yang berfokus untuk mewujudkan masyarakat Indonesia berpenghasilan menengah-atas yang sejahtera, adil, serta berkesinambungan melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang, dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh dan berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
Mainstreaming Pembangunan RPJMN 2020-2024 tentunya memiliki peran penting dalam pembangunan sebagai katalisator dalam pencapaian sasaran pembangunan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, memberikan akses pembangunan yang merata, serta adil dengan meningkatkan efisiensi tata kelola dan mendayagunakan kekayaan budaya serta kearifan lokal.
Peran dan Upaya Legislatif
Dalam hal mendukung pengembangan perpustakaan di Indonesia, tentunya anggota legislatif memiliki peranan penting, yang mana disampaikan oleh DR. IR. DJOKO UDJIANTO, MM., selaku Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat RI yang mana diantaranya:
- Meningkatkan kemerataan dan kualitas layanan perpustakaan dalam meningkatkan literasi masyarakat untuk kesejahteraan.
- Meningkatkan kegemaran membaca guna membangun masyarakat yang berpengetahuan dan berkeadilan.
- Mengembangkan repositori documenter untuk diseminasi (menginformasikan pengetahuan) dan memajukan IPTEK.
- Meningkatkan deposit dan preservasi bahan perpustakaan, serta kajian naskah Nusantara untuk melestarikan khasanah bangsa.
Dalam hal ini, tentunya diperlukan dukungan pengawasan yang mana pengawasan tersebut dilakukan untuk menjamin pelaksanaan program berjalan secara transparan serta akuntabel, dan memastikan program pemerintah berjalan tepat jumlah, tepat sasaran dan tepat waktu. Selain itu, dengan melakukan pengawasan, evaluasi serta mendorong perpusnas untuk menyusun program-program yang bersifat inovatif yang bertujuan untuk pengembangan perpustakaan serta pembudayaan kegemaran membaca, baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah.
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)