Beberapa tahun terakhir ini saya lebih senang menggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi, sebab saya sudah merasakan sendiri dampak dari seringnya terpapar polusi dari kendaraan. Terlebih lagi saat macet yang saya alami.
Ngomong-ngomong soal transportasi umum, membuat Saya flashback pada kisah tahun 2011, dimana Saya menggunakan kereta api dari Senen ke tujuan Malang. Pertamakalinya Saya menggunakan kereta api, dan sejak itu membuat Saya jadi ngeri untuk menggunakan transportasi tersebut. Mengapa? Karena ketidaknyamanan. Semua penumpang menumpuk di setiap gerbong, bayangkan saja di lantai anak-anak bahkan orangtua selonjoran di lantai. Dan yang membuat Saya tambah kapok, meski setiap gerbong sudah padat penduduknya, penjaja makanan pun berseliweran, mondar-mandir menjajakan jualannya, "hadeeeh, ini kereta apa pasar obral sih?" Sesak melihatnya. Mana perjalanan yang Saya tempuh sangat jauh. Benar-benar tidak nyaman. Bahkan, saat akan turun pun penumpang berebutan, bagai ketakutan tidak kebagian sembako. Miris. Sangat miris. Hingga Saya hampir terjatuh saking berdesak-desakannya.
Lain dulu, lain sekarang. Setuju banget dengan kata kiasan tersebut. Pada tahun 2014, Saya kembali melakukan perjalanan, namun kali itu bersama nenek. Astagaaah, rasanya pengen ajak nenek motoran saja, tapi nggak tega!! Mendadak kenangan pahit menggunakan kereta menertawai, seolah-olah mengejek 'balik lagi lo!" Sebenarnya kasian dengan nenek, tapi saat dibujuk beliau maunya menggunakan kereta api, bukan transportasi lain. Ya sudahlah, mengalah.
Saat tiba di stasiun Senen, dan mulai duduk manis menunggu waktu keberangkatan kereta, Saya sempat was-was karena usia nenek sudah sangat sepuh, khawatir kepadatan di gerbon membuat nenek shock dan pingsan di tempat. Namun, yang dulu Saya temukan jauh berbeda dengan yang saat itu Saya dapatkan, lebih tertata dan tidak sepadat sampai sesesak dulu. Semua berubah, menjadi lebih baik. Saya tidak tahu pasti tahun berapa semuanya berubah, akan tetapi yang Saya tahu akhir tahun 2014 perkeretaapian lebih baik dari tahun 2011, dimana awal Saya naik kereta.
Sejak menggunakan moda transportasi umum membuat Saya jauh lebih hemat dalam mengeluarkan tenaga yang mana biasa Saya alami saat mengendarai kendaraan pribadi (motor) karena tidak hanya terpapar polusi udara namun juga tubuh menjadi lelah karena selain jarak menuju ke tempat tujuan yang terlalu jauh kemacetan menjadi penyebab tubuh terlalu letih.
Salah satu transportasi umum yang biasa saya gunakan adalah kereta api. Menggunakan kereta api, tentunya Saya tinggal duduk santai sebagai penumpang hingga menuju kota tujuan.
Sejak menggunakan transportasi umum membuat Saya lebih membiasakan diri untuk dapat disiplin terutama mengajarkan saya untuk lebih awal bangun pagi bila ingin berangkat kerja agar tidak berdesakan dengan penumpang lainnya. Dengan rutin datang lebih awal menuju tempat kerja tentunya atasan menjadi lebih senang.
Menggunakan transportasi umum tentunya kita akan menghadapi berbagai macam karakter orang di dalam perjalanan, ada yang menyebalkan, ada yang baik, dan masih banyak sifat karakter lainnya yang mesti kadang kita hadapi saat di perjalanan terlebih di pagi hari ketika akan berangkat kerja, tentunya saling berebut untuk lebih awal berangkat menggunakan transportasi tersebut.
Menggunakan transportasi umum ke tempat kerja tentunya akan lebih menghemat pengeluaran ketimbang menggunakan kendaraan pribadi, dengan hitung-hitungan seperti berikut (jarak tempuh sekitar 26 km) per satu bulan:
👉 Transportasi pribadi (motor).
Satu kali berangkat ke tempat tujuan tentunya kita butuh:
* Isi bensin Rp. 15.000 (pulang-pergi)
* Parkir 7 Jam Rp. 10.000
---------------
Jumlah: Rp. 25.000/ hari.
Maka untuk satu bulan Rp. 25.000 x 20 hari kerja (tidak termasuk Sabtu, Minggu dan hari libur) Rp. 500.000 + Biaya perawatan kendaraan Rp. 200.000 (servis dan ganti oli).
Total pengeluaran perbulannya Rp. 700.000.
👉 Transportasi Umum (Misal KRL).
Satu kali berangkat ke tempat tujuan tentunya kita butuh:
* Ongkos naik KRL Rp. 6.000 (pulang-pergi)
* Ojek Online Rp. 15.000 (Bahkan jarak dekat bisa berjalan kaki)
---------------
Jumlah: Rp. 21.000/ hari.
Maka untuk satu bulan Rp. 21.000 x 20 hari kerja (tidak termasuk Sabtu, Minggu dan hari libur) Rp. 420.000.
Total pengeluaran perbulannya Rp. 420.000 (Tanpa biaya perawatan kendaraan).
Bagaimana? Lebih hemat bukan! Selain membantu mengurangi polusi, tentunya menggunakan transportasi umum kita telah ikut berperan serta dalam mengurangi potensi peningkatan polusi udara, yang mana polusi tersebut dapat keluar dari asap kendaraan bermotor yang kita gunakan, dan dapat mengurangi tingkat kemacetan.
Menurut data Bappenas, setiap kali kendaraan mengeluarkan asap ada sekitar 1000 unsur beracun yang terkandung di dalamnya, yang turut mengotori udara seperti karbon monoksida, particulat, karbon dioksida, ozon, timbal dan sulfur dioksida yang mana pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Bisa dibayangkan apabila kita menggunakan kendaraan pribadi setiap hari dan dalam satu rumah terdapat 3 sampai 5 kendaraan (jumlah anggota keluarga) tentu saja itu dapat meningkatkan unsur beracun yang mengotori udara.
Mengapa harus dilakukan? Tentunya agar perjalanan menjadi aman, menyenangkan, bukan buat kita saja akan tetapi juga orang lain. Sebab, kalau terjadi kegaduhan tentunya kita dan penumpang lainnya akan terganggu, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan, dan tidak aman. Maka, mulailah dari diri sendiri dan saat ini hingga seterusnya.
Ngomong-ngomong soal transportasi umum, membuat Saya flashback pada kisah tahun 2011, dimana Saya menggunakan kereta api dari Senen ke tujuan Malang. Pertamakalinya Saya menggunakan kereta api, dan sejak itu membuat Saya jadi ngeri untuk menggunakan transportasi tersebut. Mengapa? Karena ketidaknyamanan. Semua penumpang menumpuk di setiap gerbong, bayangkan saja di lantai anak-anak bahkan orangtua selonjoran di lantai. Dan yang membuat Saya tambah kapok, meski setiap gerbong sudah padat penduduknya, penjaja makanan pun berseliweran, mondar-mandir menjajakan jualannya, "hadeeeh, ini kereta apa pasar obral sih?" Sesak melihatnya. Mana perjalanan yang Saya tempuh sangat jauh. Benar-benar tidak nyaman. Bahkan, saat akan turun pun penumpang berebutan, bagai ketakutan tidak kebagian sembako. Miris. Sangat miris. Hingga Saya hampir terjatuh saking berdesak-desakannya.
Lain dulu, lain sekarang. Setuju banget dengan kata kiasan tersebut. Pada tahun 2014, Saya kembali melakukan perjalanan, namun kali itu bersama nenek. Astagaaah, rasanya pengen ajak nenek motoran saja, tapi nggak tega!! Mendadak kenangan pahit menggunakan kereta menertawai, seolah-olah mengejek 'balik lagi lo!" Sebenarnya kasian dengan nenek, tapi saat dibujuk beliau maunya menggunakan kereta api, bukan transportasi lain. Ya sudahlah, mengalah.
Saat tiba di stasiun Senen, dan mulai duduk manis menunggu waktu keberangkatan kereta, Saya sempat was-was karena usia nenek sudah sangat sepuh, khawatir kepadatan di gerbon membuat nenek shock dan pingsan di tempat. Namun, yang dulu Saya temukan jauh berbeda dengan yang saat itu Saya dapatkan, lebih tertata dan tidak sepadat sampai sesesak dulu. Semua berubah, menjadi lebih baik. Saya tidak tahu pasti tahun berapa semuanya berubah, akan tetapi yang Saya tahu akhir tahun 2014 perkeretaapian lebih baik dari tahun 2011, dimana awal Saya naik kereta.
Dulu Vs Sekarang
Apabila dulu transportasi umum jauh dari kata aman bahkan nyaman tentunya jauh berbeda dengan beberapa tahun terakhir ini, yang tidak hanya aman saja namun jauh lebih murah sehingga mulai banyak dilirik oleh pengguna transportasi sebab selain nyaman juga lebih efektif, sehingga sampai sekarang pun Saya menggunakan transportasi umum seperti KRL, TransJakarta dan transportasi umum lainnya. Sejak menggunakan transportasi umum beberapa hal penting yang saya rasakan dan keuntungan yang saya dapatkan diantaranya:
- Hemat tenaga.
Sejak menggunakan moda transportasi umum membuat Saya jauh lebih hemat dalam mengeluarkan tenaga yang mana biasa Saya alami saat mengendarai kendaraan pribadi (motor) karena tidak hanya terpapar polusi udara namun juga tubuh menjadi lelah karena selain jarak menuju ke tempat tujuan yang terlalu jauh kemacetan menjadi penyebab tubuh terlalu letih.
Salah satu transportasi umum yang biasa saya gunakan adalah kereta api. Menggunakan kereta api, tentunya Saya tinggal duduk santai sebagai penumpang hingga menuju kota tujuan.
- Melatih disiplin.
Sejak menggunakan transportasi umum membuat Saya lebih membiasakan diri untuk dapat disiplin terutama mengajarkan saya untuk lebih awal bangun pagi bila ingin berangkat kerja agar tidak berdesakan dengan penumpang lainnya. Dengan rutin datang lebih awal menuju tempat kerja tentunya atasan menjadi lebih senang.
- Melatih kesabaran.
Menggunakan transportasi umum tentunya kita akan menghadapi berbagai macam karakter orang di dalam perjalanan, ada yang menyebalkan, ada yang baik, dan masih banyak sifat karakter lainnya yang mesti kadang kita hadapi saat di perjalanan terlebih di pagi hari ketika akan berangkat kerja, tentunya saling berebut untuk lebih awal berangkat menggunakan transportasi tersebut.
- Lebih hemat.
Menggunakan transportasi umum ke tempat kerja tentunya akan lebih menghemat pengeluaran ketimbang menggunakan kendaraan pribadi, dengan hitung-hitungan seperti berikut (jarak tempuh sekitar 26 km) per satu bulan:👉 Transportasi pribadi (motor).
Satu kali berangkat ke tempat tujuan tentunya kita butuh:
* Isi bensin Rp. 15.000 (pulang-pergi)
* Parkir 7 Jam Rp. 10.000
---------------
Jumlah: Rp. 25.000/ hari.
Maka untuk satu bulan Rp. 25.000 x 20 hari kerja (tidak termasuk Sabtu, Minggu dan hari libur) Rp. 500.000 + Biaya perawatan kendaraan Rp. 200.000 (servis dan ganti oli).
Total pengeluaran perbulannya Rp. 700.000.
👉 Transportasi Umum (Misal KRL).
Satu kali berangkat ke tempat tujuan tentunya kita butuh:
* Ongkos naik KRL Rp. 6.000 (pulang-pergi)
* Ojek Online Rp. 15.000 (Bahkan jarak dekat bisa berjalan kaki)
---------------
Jumlah: Rp. 21.000/ hari.
Maka untuk satu bulan Rp. 21.000 x 20 hari kerja (tidak termasuk Sabtu, Minggu dan hari libur) Rp. 420.000.
Total pengeluaran perbulannya Rp. 420.000 (Tanpa biaya perawatan kendaraan).
Bagaimana? Lebih hemat bukan! Selain membantu mengurangi polusi, tentunya menggunakan transportasi umum kita telah ikut berperan serta dalam mengurangi potensi peningkatan polusi udara, yang mana polusi tersebut dapat keluar dari asap kendaraan bermotor yang kita gunakan, dan dapat mengurangi tingkat kemacetan.
Menurut data Bappenas, setiap kali kendaraan mengeluarkan asap ada sekitar 1000 unsur beracun yang terkandung di dalamnya, yang turut mengotori udara seperti karbon monoksida, particulat, karbon dioksida, ozon, timbal dan sulfur dioksida yang mana pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Bisa dibayangkan apabila kita menggunakan kendaraan pribadi setiap hari dan dalam satu rumah terdapat 3 sampai 5 kendaraan (jumlah anggota keluarga) tentu saja itu dapat meningkatkan unsur beracun yang mengotori udara.
Tips Ciptakan Keamanan dan Kenyamanan Pada Transportasi Umum.
Saat berada di lingkungan masyarakat terlebih ketika menggunakan transportasi umum, tentunya ada beberapa adab yang mesti kita perhatikan, seperti misalnya saat menggunakan transportasi KRL, beberapa yang perlu diperhatikan adalah:- Hendaklah mendahulukan penumpang yang turun, baru kemudian kita masuk ke dalam gerbong KRL.
- Beri tempat duduk prioritas kepada yang seharusnya (seperti ibu hamil dan lansia).
- Tidak duduk di lantai.
Mengapa harus dilakukan? Tentunya agar perjalanan menjadi aman, menyenangkan, bukan buat kita saja akan tetapi juga orang lain. Sebab, kalau terjadi kegaduhan tentunya kita dan penumpang lainnya akan terganggu, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan, dan tidak aman. Maka, mulailah dari diri sendiri dan saat ini hingga seterusnya.
Twitter: kemenhub151
Facebook: kemenhub151
Instagram: kemenhub151
Transportasi jaman sekarnag sudah dibuat lebih nyaman dan baik, ya...
BalasHapusSemoga diikuti juga dengan adap berkendara para pengguna yang lebih baik sehingga sama-sama bisa memelihara yang sudah ada.
aku nih paling sebel kalau di angkot ada orang belaga cuek ngga kasih tempat duduk buat manula dan anak2 :(
BalasHapusSkarang, aku merasakan tranaportasi di Indonesia semakin nyaman dan on time. Smoga nanti akan makin banyak warga yang bralih gunakan transportasi umum ya
BalasHapusyap transportasi umum era kini jauh lebih tertib kalau menurut saya. pun dengan naik transportasi umum jd lebih hemat dan resiko dapat berkurang, kecelakaan misalnya
BalasHapusSkrang transportasi kita sudah semakin maju bnyak inovasi yg dilakukan biar kita juga nyaman menggunakannya
BalasHapusSekarang naik transportasi umum aman dan nyaman ya
BalasHapusDan memang sbg warna negara yang baik kita juga harus ikut merawat transportasi umum ya
Andai semua orang menerapkan adab yg baik saat naik transportasi umum di jalan pasti adeeeem ya
BalasHapusAku senang naik transportasi umum di zaman sekarang. Lebih nyaman, cukup bersih, pelayanan petugasnya pun baik dan ramah. Ga perlu capek2 menyetir kendaraan pribadi ya apalagi males deh bermacet2 ria. Paling sering naik commuter line dan trans jakarta pokoknya mendukung banget deh kemajuan transportasi di Indonesia.
BalasHapusaku suka nih tulisannya membahas tentang adab transportasi umum, kadang meski pengguna rutin pun suka lupa lho mba
BalasHapushedaklah mendahulukan penumpang yang turun, ini nih yang harus benar-benar diperhatikan. kan kalau teratur tuh enak ya, gak main sikut-sikutan.
BalasHapusWah iya ya. Sering jadi pengguna tapi sering juga ngga ngelakuin hal hal apa yang harusnya dilakuin di transportasi umum. Contohnya, negur orang yang duduk di lantai KRL meskipun sudah ada larangan untuk duduk di sana. Semacam buah simalakama juga sih. Ditegur takutnya lagi sakit dan emang ga ada yang ngalah untuk kasih dia tempat duduk, ngga ditegur kenyamanan kita yang terganggu
BalasHapusBener, aku juga udah merasakan naik kereta ekonomi jaman dulu. Duh, rasanya wegah banget. Tapi sekarang malah selalu kangen naek kereta. Tenang dan nyaman.
BalasHapusmemberikan tempat duduk prioritas itu harus dilakukan seharusnya tanpa diminta. Tapi masih saja ada yang tak lakukan ya mba
BalasHapusMpo termasuk orang jarang naik krl lebih suka naik busway . karena mpo tinggal di pusat kota dan tujuan pergi juga lebih dekat naik transjakarta.
BalasHapusHanya sesekali aja naik krl seperti ke tanah abang atau ke bogor.
Enak sih naik krl. Adem dan tepat waktu
Aku suka naik tranportasi umum. Kalau kita memilih transportasi umum pasti dapat mengurangi jalanan macet yakan kak.
BalasHapusIyayaa...lebih hemat naik kendaraan umum dibanding bawa kendaraan sendiri.
BalasHapusAku juga kangen sama kampung halaman niih....di Surabaya.
Dan KAI sekarang keren banget.
aku kadang sebel di transportasi umum banyak pengguna yang kurang bijak misal anak muda masih kuat duduk di tempat lansia sementara ada nenek nenek berdiri dicuekin, ini masih sering terjadi lho
BalasHapusbenar ya Mbak, transportasi umum malah lebih hemat ya daripada naik kendaraan pribadi, secara kalau di kota besar tuh bakalan nyita waktu banget yah.
BalasHapusmeski sudah ada informasi dan infografis sedemikian cantiknya tapi masih banyak yg tidak mengindahkan ini, hikss, huhuhuh
Senang sih dengan berbagai kemajuan transportasi jaman sekarang mba, hanya saja memang perlu sosialisasi lagi dalam menggunakannya
BalasHapusAku nyobain MRT sepertinya masyarakat sudah mulai menuju beradab baik dalam bertransportasi umum, bangga banget lihatnya hehehe
BalasHapusSetuju kereta api sekarang sudah jauh lebih nyaman dan ga cuma kereta api ya, skrg bahkan sudah ada MRT dan TJ yg gak kalah nyaman. Cuma untuk TJ mungkin aksesnya harus bisa dibuat lebih nyaman lagi dan ramah lansia, bumil, dan difabel. Plus edukasi dalam antri bus harus digalakkan karena saya masih temui juga orang2 yg mau naik kyk takut ditinggal bus 🤦
BalasHapusTransportasi dulu vs jaman Now sudah berkembang jauh ya, mba.. Semoga ke depannya semakin nyaman dan bersih.. 😍
BalasHapusAku tim yang suka naik transportasi umum nih, kemana-mana pasti naik angkot soalnya biar mengurangi tingkat polusi udara dan kemacetan juga kan
BalasHapusharus terus disuarakan ya mba supaya kita sama-sama bisa menggunakan dan menikmati lebih lama. Aku sebel deh kalo ada orang yang semena2 di kendaraan umum, misal buang sampah bungkus permen yang di selipin di sela2 kuris, atau ada anak sekolah yang becanda gelantungan di pegangan KRL, gemess liatnya.
BalasHapusPemerintah dengan segala upayanya beruaaha buat memperbaiki transportasi umum supaya lebih nyaman digunakan ya mbak. Aku jadi keinget dulu gak mau naik angkot gara2 suka ngetem. Alhamdulillah sekarang ada bus damri yang rutenya makin banyak jadi gak perlu bete nunggu angkot ngetem. Harganya juga lumayan murah walau jauh dekat sama aja.
BalasHapusbetul. naik transportasi umum itu melatih kesabaran dan kedisiplinan. bagus loh...jadi gak gampang emosi akan hal sepele
BalasHapuslumayan banget ya Mba beda total pengeluarannya ternyata lebih baik naik kendaraan umum sayangnya memang masih banyak yang lebih suka naik kendaraan pribadi semoga pada baca ini nih
BalasHapusWah iya ya, transporatsi di zaman sekarang beda banget sama zaman dulu. Sekarang makin lengkap, makin praktis, makin nyaman. Tapi ya gitu, ada kalanya adab dari para penggunanya yang masih sembarangan. Semoga ke depannya semakin baik ya sisitem transportasi kita :)
BalasHapusAku pun melihat moda utamanya kereta sudah mulai baik pelayanannya. Ada ac, bersih, wangi dan nyaman deh. Cuma ya bener mbak kurang adab aja ya. Kadang kita suka lupa, ada adab yang harus ditegakkan meski pundi dalam kendaraan umun
BalasHapusdengan mengetahui dan menjalani adab menggunakan transportasi umum, jadi lebih nyaman kan ya, gak ada lagi tuh ngerasa keganggu atau hal-hal yang bikin males
BalasHapustrabsportasi umum sekarang udah nyaman dan lebih praktis sebenernya yaa mbak, jadinya lebih enak naik transportasi umum sih kalo aku
BalasHapusdi kotaku transportasi umum masih kurang banget nih pemanfaatanya soalnya banyak yang lebih milih pakai motor pribadi. tapi ada sih ini yang baru Bus BRT dari Banjarmasin ke Banjarbaru yang katanya laris manis
BalasHapusSebenarnya pada sebagian besar kesempatn Aku pribadi lebih nyaman Naik kendaran umum dibandingkan kendaran pribadi hehe Salah satunya bisa tidur wkwk. Btw setuju banget mbaa, Naik kendaran bumin juga ahrus punya adabyaa
BalasHapusAlhamdulillah transportasi di jakarta sudah mengalami banyak kebaikan. Dan fasilitas dan Mekanismenya ramah orang tua. Saya senang menggunakan transportasi umum
BalasHapusSaya juga kalau bepergian paling sering pake transportasi umum. Bte bagus ya kalau diterapkan di semua transportasi mengenai tempat duduk prioritas itu.
BalasHapusSejauh ini aku masih tetap menggunakan kendaraan atau transportasi umum. Kalau bisa jalan hanya 500meter aku jalanin sih tanpa mengandalkan ojol.
BalasHapusAku udah lama ga naik transportasi umum seringnya ga sama suami atau ojol, kalo dulu sering banget apalagi kalo liat copet duh rasanya gimana. Alhamdulillah skg lebih nyaman tapi transportasi umumnya tertentu jg yang memiliki adab yang baik
BalasHapus