Apa yang dimaksud dengan istilah kepemimpinan perempuan inklusif? Lalu perubahan struktural apa yang diperlukan agar perempuan terwakili lebih baik dalam posisi kepemimpinan? Diantara teman-teman pasti ada yang menanyakan hal seperti itu bukan? Beberapa pertanyaan tadi tentunya sebagian kecil dapat kita jelajahi dalam buku berjudul "Melati di Taman Kepemimpinan" yang mana buku tersebut bercerita tentang kunjungan studi banding sang penulis bersama ke Australia, yakni sebuah negeri yang dikenal dengan multikulturalnya. Selain itu juga buku ini dilengkapi dengan konsep dan teori kepemimpinan efektif dalam mempengaruhi perubahan.
Tidak hanya itu saja, dalam buku ini tentunya kita juga akan diajak melihat bahwa untuk merawat kebhinekaan di Indonesia itu tidak harus melalui karya-karya besar, akan tetapi kita dapat memulainya dari lingkungan terkecil sekalipun seperti keluarga dan komunitas. Saya pernah membaca sebuah kutipan Seperti berikut:
"Anda lebih baik mendidik sepuluh perempuan ke dalam praktik prinsip-prinsip liberal datipada mengorganisasi seribu orang di atas panggung Intoleransi dan kefanatikan”, oleh Susan B. Anthony.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa betapa kuatnya peran dalam sebuah perubahan, dan salah satunya adalah peran mereka dalam merawat kebhinekaan. Mengapa demikian? Sebab perempuan memiliki insting dan passion keibuan yang memungkinkannya lebih mudah untuk menjalani tugas-tugas merawat kebhinekaan, mereda konflik, menjaga keberlangsungan hidup, serta memelihara perdamaian.
Tentang Buku Melati di Taman Keberagaman
Di dalam buku tersebut membahas mengenai bagaimana kita memahami pentingnya keberagaman dan inklusi dalam kepemimpinan perempuan, tentunya dengan mengidentifikasi cara-cara guna meningkatkan keterampilan kepemimpinan yang efektif serta mampu memengaruhi perubahan dengan studi kasus di dua negara, Australia dan Indonesia. Buku Melati di taman keberagaman terbitan PT Gramedia widiasarana Indonesia atau lebih dikenal dengan Grasindo ini juga diharapkan dapat menambah wacana kepemimpinan serta praktik nyata di masa kini.
Dari sekian sifat-sifat kepemimpinan, ada tiga tipe yang menjadi kekuatan seorang pemimpin sekaligus yang dewasa ini sangat berdampak bagi perubahan, diantaranya:
- Servant Leadership.
Tidak sedikit pemimpin di Indonesia dikenal dengan gaya Servant Leadership dan mereka pun kerap blusukan merangkul dan dekat dengan rakyat, selain itu juga memangkas birokrasi serta menyederhanakan protokoler. Pemimpin model ini berfokus pada pertumbuhan serta kesejahteraan orang-orang dan komunitas dimana tempat mereka berada.
- Transformational Leadership.
Para pemimpin tipe Transformasional ini dapat menginspirasi pengikutnya untuk mengubah harapan persepsi serta memotivasi mereka guna bekerja menuju tujuan bersama selain itu mereka juga tampil sebagai role model.
- Inclusive Leadership.
Yakni mengandung sifat atau perilaku yang memiliki komitmen terhadap keberagaman juga menantang status quo serta menjadikan keanekaragaman sebagai prioritas. Pemimpin seperti ini menunjukkan pola pikir terbuka dan keingintahuan yang mendalam tentang orang lain, selain itu ia juga akan mendengarkan tanpa penilaian, serta mencari dengan empati untuk memahami orang-orang di sekitar mereka.
Sekilas mengenai Grasindo
For Your Information! Saya yakin diantara kita semua pasti sudah tidak asing dengan Grasindo atau Gramedia Widiasarana Indonesia, yang mana telah berdiri pada tahun 1990. Awal berdirinya Grasindo memilih berkecimpung di dunia pendidikan bergerak di bidang penerbitan buku-buku teks atau pelajaran untuk Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, serta Sekolah Menengah Umum dan Perguruan Tinggi. Akan tetapi, seiring perkembangan teknologi kini Grasindo telah mengembangkan diri dengan menerbitkan buku buku motivasi fiksi dan juga non fiksi.
Mengambil moment peringatkan Hari Kesaktian Pancasila dan Sumpah Pemuda, PELITA (Perempuan Lintas Agama) yang berasal dari berbagai organisasi perempuan berbasis agama, dimana telah dipertemukan dalam forum Australia Awards Indonesia 2018, Australia bersama kementrian Komunikasi dan Informatika RI (KOMINFO) dan Penerbit Grasindo menyelenggarakan Talkshow dan peluncuran buku, di mana program yang diadakan di Perpustakaan Nasional ini ditujukan pertama untuk mempertemukan lebih banyak lagi pemimpin perempuan dari berbagai organisasi dan profesi, guna menyegarkan kembali rasa persatuan bangsa dan berkomitmen untuk mendukung serta mengembangkan program-program kebangsaan dan keberagaman guna merawat persatuan Indonesia.
Talkshow dan peluncuran Buku Melati di Taman Keberagaman
Acara yang dilangsungkan pada 30 Oktober 2019 di ruang serbaguna Perpusnas turut menghadirkan tiga narasumber, diantaranya:
- Prof. Dr. Musdah Mulia, MA, selaku ketua umum Indonesia Conference on Religion One Peace (ICRP)
- Hermien Y. Kleden, seorang wartawan, penulis sekaligus mentor media
- Nurul Arifin, selaku anggota DPR RI (sebelumnya dikenal sebagai bintang film berkarakter).
- Bu mathilda MW Birowo (Penulis buku Melati di Taman Keberagaman)
Pada kesempatannya Bu mathilda MW Birowo (Penulis buku Melati di Taman Keberagaman) menyampaikan bahwa ditulisnya buku tersebut bertujuan agar perempuan Indonesia melek kepemimpinan, memiliki leadership literasi. Sebab, kepemimpinan bukan hanya milik mereka yang duduk di posisi puncak, akan tetapi nilai-nilai kepemimpinan ada di setiap diri kaum perempuan. Selain itu, buku ini juga mengajak para pembaca agar lebih memahami potensi diri berani bersikap meraih peluang yang ada hingga tidak ada lagi pelaku teror di antara kita para perempuan.
Peluncuran buku berjudul Melati di Taman Keberagaman ini sekaligus untuk memperingati dua peristiwa penting yakni Hari Kesaktian Pancasila dan Sumpah Pemuda, dimana kedua peringatan yang jatuh di bulan yang sama ini memiliki makna yang berkaitan terutama melihat situasi bangsa saat ini di tengah pengaruh kekuatan Global, serta juga fakta bahwa banyak peristiwa yang menunjukkan jika bangsa kita sedang diuji persatuannya.
Nah, buat teman-teman yang makin penasaran dengan isi bukunya, bisa ditemukan di toko-toko buku di kota kalian ya, kalau harga di Pulau Jawa Rp. 135.000. Yuk, bersama kita wujudkan Indonesia yang rukun dan damai dalam sikap kepemimpinan yang berlandaskan persatuan Indonesia. Menyatukan kita bersama.
Peluncuran buku berjudul Melati di Taman Keberagaman ini sekaligus untuk memperingati dua peristiwa penting yakni Hari Kesaktian Pancasila dan Sumpah Pemuda, dimana kedua peringatan yang jatuh di bulan yang sama ini memiliki makna yang berkaitan terutama melihat situasi bangsa saat ini di tengah pengaruh kekuatan Global, serta juga fakta bahwa banyak peristiwa yang menunjukkan jika bangsa kita sedang diuji persatuannya.
Nah, buat teman-teman yang makin penasaran dengan isi bukunya, bisa ditemukan di toko-toko buku di kota kalian ya, kalau harga di Pulau Jawa Rp. 135.000. Yuk, bersama kita wujudkan Indonesia yang rukun dan damai dalam sikap kepemimpinan yang berlandaskan persatuan Indonesia. Menyatukan kita bersama.
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)