Apa yang akan kamu lakukan saat menghadapi tekanan, hinaan, dan hujatan? Hanya berdiam diri lalu menyalahkan takdir? Atau berusaha keras untuk mengubah segalanya agar lebih baik? Tentunya keputusan ada di tangan kita masing-masing. Hal itulah yang dirasakan oleh sosok Ting seorang laki-laki yang mencoba tegar, kuat dan tabah dalam menghadapi masalah.
Memang, tidak semua orang dapat menghadapi masalahnya dengan sabar, kemudian bertekad untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Padahal, jika ada keinginan mengubah tersebut tertanam dalam dirinya, maka yang tidak mungkin bisa saja menjadi mungkin, sebagaimana yang dialami oleh Ting.
Cerita di dalam novel ini diawali dengan kisah kenalan Ting yang kerap mendapat hukuman dari sang Ibu, dimana hukuman tersebut Ting dimasukkan ke dalam tong sampah. Sebenarnya tujuan si Ibu hanya ingin membuat anaknya (Ting) jera agar tidak nakal lagi, namun hukuman tersebut justru berdampak fatal yang menorehkan luka di hati Ting. Hinga menganggap jika Ibunya tidak sayang padanya, hingga akhirnya ia menganggap dirinya adalah "anak sampah".
Kisah yang berlatar mengenai kehidupan sederhana keluarga Susilo atau yang lebih dikenal Asui di Surabaya ini sangat cocok dibaca oleh keluarga. Agar dari sini dapat belajar cara menghadapi seorang anak, cara agar dapat membangun hubungan baik dengan anak, dan tentang kebaikan-kebaikan yang mestinya dilakukan yang dapat diterapkan oleh sang anak.
Meskipun Ting tumbuh dalam kesulitan hidup, akan tetapi kasih sayang dan kebaikan hati ayahnya menjadi petunjuk bagi hidupnya. Hingga kemudian sang Ayah meninggal yang akhirnya menjadi titik balik kehidupan Ting, ia harus tinggal bersama keluarga besar mendiang Ayahnya dan harus menerima perlakuan demi perlakuan yang tidak pantas untuk seorang anak seusianya, hingga membentuk karakter Ting menjadi manusia berhati penuh amarah dan dendam. Namun, Tuhan berkehendak lain, meskipun hidup di lingkungan yang keras, namun hati Ting tetap lembut sebab ia juga dikelilingi oleh orang-orang yang tulus serta berhati lembut.
Tapi, lambat laun, keadaan semakin berubah. Hingga suatu ketika nyawa Ting terancam. Tidak hanya itu saja, Ibunya pun menjadi gila akibat hidupnya selalu dalam siksaan fisik serta ancaman yang diterimanya. Ting kemudian terpaksa menggelandang dan hidup di terminal bus bersama para anak jalanan, putus sekolah, bahkan Ting juga pernah makan dari makanan sisa di piring-piring pengunjung kantin.
Namun, siapa sangka jika akhirnya hidup Ting menjadi lebih baik. Siapakah sosok yang telah menunjukkan jalan kebaikan kepada hati Ting, sebuah hati yang telah terlanjur dipenuhi oleh amarah dan juga dendam? Teman-teman dapat membacanya langsung dari novel berjudul Ting yang telah tersebar di Gramedia dan toko-toko buku terdekat di kota kalian.
Memang, tidak semua orang dapat menghadapi masalahnya dengan sabar, kemudian bertekad untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Padahal, jika ada keinginan mengubah tersebut tertanam dalam dirinya, maka yang tidak mungkin bisa saja menjadi mungkin, sebagaimana yang dialami oleh Ting.
Siapakah Ting?
Diantara teman-teman pastinya penasaran siapa si Ting ini. Ting ini sebenarnya nama rekaan seorang anak laki-laki, yang diangkat dari kisah nyata kehidupan seorang anak dari keluarga yang mengalami jatuh bangun dalam hidupnya.Cerita di dalam novel ini diawali dengan kisah kenalan Ting yang kerap mendapat hukuman dari sang Ibu, dimana hukuman tersebut Ting dimasukkan ke dalam tong sampah. Sebenarnya tujuan si Ibu hanya ingin membuat anaknya (Ting) jera agar tidak nakal lagi, namun hukuman tersebut justru berdampak fatal yang menorehkan luka di hati Ting. Hinga menganggap jika Ibunya tidak sayang padanya, hingga akhirnya ia menganggap dirinya adalah "anak sampah".
Kisah yang berlatar mengenai kehidupan sederhana keluarga Susilo atau yang lebih dikenal Asui di Surabaya ini sangat cocok dibaca oleh keluarga. Agar dari sini dapat belajar cara menghadapi seorang anak, cara agar dapat membangun hubungan baik dengan anak, dan tentang kebaikan-kebaikan yang mestinya dilakukan yang dapat diterapkan oleh sang anak.
Meskipun Ting tumbuh dalam kesulitan hidup, akan tetapi kasih sayang dan kebaikan hati ayahnya menjadi petunjuk bagi hidupnya. Hingga kemudian sang Ayah meninggal yang akhirnya menjadi titik balik kehidupan Ting, ia harus tinggal bersama keluarga besar mendiang Ayahnya dan harus menerima perlakuan demi perlakuan yang tidak pantas untuk seorang anak seusianya, hingga membentuk karakter Ting menjadi manusia berhati penuh amarah dan dendam. Namun, Tuhan berkehendak lain, meskipun hidup di lingkungan yang keras, namun hati Ting tetap lembut sebab ia juga dikelilingi oleh orang-orang yang tulus serta berhati lembut.
Tapi, lambat laun, keadaan semakin berubah. Hingga suatu ketika nyawa Ting terancam. Tidak hanya itu saja, Ibunya pun menjadi gila akibat hidupnya selalu dalam siksaan fisik serta ancaman yang diterimanya. Ting kemudian terpaksa menggelandang dan hidup di terminal bus bersama para anak jalanan, putus sekolah, bahkan Ting juga pernah makan dari makanan sisa di piring-piring pengunjung kantin.
Namun, siapa sangka jika akhirnya hidup Ting menjadi lebih baik. Siapakah sosok yang telah menunjukkan jalan kebaikan kepada hati Ting, sebuah hati yang telah terlanjur dipenuhi oleh amarah dan juga dendam? Teman-teman dapat membacanya langsung dari novel berjudul Ting yang telah tersebar di Gramedia dan toko-toko buku terdekat di kota kalian.
Menarik review bukunya. Kalo ke Gramedia, aku bakal cari mba. Aku seneng baca2 kisah begini, apalagi kalo based on dari kisah nyata. Bacanya juga jd kebawa banget, dan kayaknya bakal sedih sih baca kisah Ting ini. Ga kebayang aku kalo hrs masukin anak k tong sampah :(
BalasHapuswahh ini sepertinya novel yang mengharukan ini...hiks
BalasHapuspasti de aku ndak dibolehin baca sama pak su huaaaa
Saya selalu merasa terinspirasi dengan cerita orang-orang yang mendapat perlakuan kasar dan tidak mengenakkan namun tetap menjadi manusia yang baik.
BalasHapusTragis sekali perjalanan hidup Ting. Hidup yang keras yang membuatnya jadi kuat.
BalasHapusNovel dengan tema menarik, Mbak Elva..Sudah dari kapan ngincer pengin beli dan baca saya
Menarik Mba, sama kayak mba Fanny, saya juga paling suka baca buku atau nonton film yang basic dari kejadian nyata.
BalasHapusRasanya lebih hidup saja, nggak mengada-ngada dan masuk akal :D
Cerita di dalamnya pasti menginspirasi sekali. Salut dengan sosok Ting yang tetap bisa tegar menghadapi berbagai cobaan berat dalam hidupnya. Namun tetap mempertahankan kebaikan hatinya.
BalasHapusSiksaan fisik itu bukan hanya membekas di badan, namun juga di pikiran dan di hati anak. Semoga buku ini memberi banyak pelajaran bagi orang tua.
BalasHapuspenulisnya ga diceritain, mbak? padahal penasaran saya sama nama yg ditulis di banner itu :)
BalasHapusBagus dan menarik banget ceritanya kak tentang kehidupan sehari2 apalgi kisah nyata jd pengen baca. Tp gk mau beli, pinjem aja boleh gak kak 😅
BalasHapusKisahnya inspiring banget ya, mbak. Pengen baca dari awal sampai akhir. Cocok untuk kita yang hidup di masyarakat ingin serba instant dan lupa kalau hidup harus berjuang keras
BalasHapusKisahnya bagus sekali, dalam kondisi seperti itu Ting bisa mampu mengendalikan emosinya, juga mendapatkan support dari orang-orang yang sayang padanya sehingga ia berhati lembut.
BalasHapusaku sedeng berburu bacaan novel nih, karena memang sedang butuh banyak asupan untuk menambah perbendaharaan kata. Untuk waktu dekat mau menyelesaikan sebuah buku
BalasHapusBaru tau asa novel berjudul ting ini mbak, sepertinya menarik sekali buat bahan bacaan, terimakasih atas tulisan berharganya
BalasHapus