Bagi Saya, hutan sumber kekayaan alam yang perlu dijaga dan dilestarikan. Karena, selain menjadi sumber pangan, hutan juga menjadi habitat dari sekumpulan spesies hidup. Namun, hingga saat ini sangat disayangkan karena di beberapa wilayah hutan terbakar begitu saja, dan menyisakan kepedihan bagi penghuni hutan. Tidak salah jika kemudian penghuni-penghuni hutan seperti harimau, kera dan hewan buas lainnya menjarah penduduk di sekitarnya.
Dari hutan pula Saya kemudian dikenalkan oleh nenek mengenai beragam tanaman, mulai dari tanaman obat, hingga tanaman beracun, dari tanaman yang dapat disayur hingga tanaman yang tidak baik untuk dikonsumsi. Tentu saja menjadi pengalaman pertama saat berkunjung ke eumah nenek yang letaknya masih berdekatan dengan hutan.
Mengapa Harus Menjaga Hutan
Hutan merupakan paru-paru dunia, menjadi kawasan penyangga siklus kehidupan di permukaan bumi. Keberadaan hutan tentunya sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, namun masih ada yang menganggapnya sebelah mata dan melakukan pembakaran hutan serta berbagai macam kegiatan yang dapat merusak hutan yang dapat mengurangi kuantitas serta kualitas hutan. Miris! Padahal, hutan menjadi tempat habitat makhluk hidup dan menjadi sumber pangan masyarakat yang berada di sekitarnya.Perlu diketahui, jika vegetasi pepohonan (hutan) serta tumbuhan lainnya yang membentuk ekosistem hutan menyerap karbondioksida yang kemudian mengelurkan oksigen, nah oksigen itulah yang kemudian kita gunakan untuk bernafas. Bayangkan, jika pasokan oksigen kita yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan hutan berkurang, apa jadinya? Tentu saja kita tidak dapat menghirup oksigen dengan leluasa seperti sekarang ini.
Tidak hanya sebagai sumber oksigen untuk manusia dan makhluk hidup lainnya, hutan juga berfungsi sebagai penyimpan air. Mengapa demikian? Karena saat terjadinya hujan yang begitu lebat, air hujan tadi tidak langsung mengalir ke sungai namun akan diresap oleh tanah yang ditumbuhi oleh pepohonan.
By the way, teman-teman pernah nggak duduk-duduk di bawah pohon? Bagaimana rasanya? Adem bukan? Nah, sumbangsih lainnya dari pohon ternyata mampu mendinginkan kita yang duduk di dekat pohon tersebut, lalu bagaimana dengan hutan yang merupakan sekumpulan pepohonan dan tumbuh-tumbuhan lainnya? Tentu saja mampu mendinginkan suhu bumi yang mulai memanas diakibatkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. Sehingga, sampai detik ini pun kita diwajibkan untuk menanam pohon sebagai langkah untuk mendinginkan suhu bumi yang mulai panas akibat global warming.
Melihat hal inilah, WALHI atau lebih dikenal dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, yang merupakan sebuah organisasi gerakan lingkungan hidup terbesar di Indonesia, mengajak masyarakat untuk ikut serta. Dengan harapan, program yang ada dapat berjalan dengan baik. Selain itu, kita juga bisa ikut berdonasi.
Saya dan Hasil Hutan
Ngomong-ngomong soal hasil hutan, saat pulang kampung Saya senang banget ikut nenek ke ladang, menyusuri hutan beramai-ramai dengan anggota keluarga lainnya. Bahkan di sepanjang jalan kami dapat memetik Sayur Paku, Sabung atau lebih kenal dengan kecombrang, dan beragam hasil hutan lainnya, sepuasnya. Alhamdulillah, saat itu saya bisa mencicipi sayur paku langsung, buatan nenek.Sayur Paku atau lebih dikenal dengan sayur pakis ini sangat cocok dimasak apapun, mau ditumis ataupun digulai, sama-sama enak. Nah, kali ini saya mau berbagi resep masakan dengan hasil hutan berupa sayur paku.
Gulai Paku/Pakis
2 ikat (berukuran sedang) Sayur Paku/ Pakis.
¼ Kg udang (Boleh udang yang berukuran sedang maupun kecil, sesuaikan dengan selera).
½ butir kelapa parut
Bumbu:
½ Ruas ibu jari, kunyit
4 Siung bawang merah
1 Siung bawang putih
1 ruas Laos
½ ruas jahe
25 buah Cabai merah atau sesuai selera
Serai, digeprek
2 lembar Daun salam
Semua bumbu dihaluskan kecuali Serai dan Daun Salam.
Cara Memasak:
Cuci bersih Sayur Pakis yang sudah dipotong-potong.
Masukan santan 800-900 ml (sesuaikan dengan selera, jika suka berkuah) ke dalam kuali, kemudian masukan semua bumbu dan udang yang telah dibersihkan. Aduk rata.
Masak pada api sedang, aduk terus agar santan tidak pecah.
Kemudian masukkan Sayur Paku, aduk kembali.
Masak hingga mendidih, aduk sesekali. K
Kecilkan api, biarkan sebentar. Angkat dan hidangkan.
Manfaat Mengkonsumsi Sayur Pakis
Tanaman Pakis/paku biasanya ada di tepi sungai, ataupun dekat sawah. Namun hingga saat ini telah dijual di pasar, tentunya dengan harga yang relatif murah, yakni kisaran Rp. 3.000 - Rp. 6.000 untuk per ikatnya. Tidak hanya enak, Sayur Pakis/paku ini juga banyak mengandung manfaat untuk kesehatan, sebagaimana yang Saya kutip dari http://idntimes.com, diantaranya:
- Mengandung Vitamin A
- Mengandung Vitamin B Komplek (B1, B2, B3, B5 dan lainnya).
- Mengandung Vitamin C
- Mengandung Flavonoid
- Mengandung Kalium
- Mengandung Kalsium dan Fosfor
Itulah beberapa informasi mengenai hutan serta manfaat yang bisa kita dapatkan dari menjaga keanekaragaman hayati yang ada di hutan. Mari, kita jaga hutan bersama untuk diwariskan ke anak cucu kita. Karena kalau bukan kita, siapa lagi? Kita.
WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA
Jln. Tegal Parang Utara No 14, Jakarta Selatan 12790. INDONESIA
informasi@walhi.or.id
+62-21-79193363
+62-21-7941673
hutan harus dijaag dan manfaatkan sumber hutan untu manusia
BalasHapusPastinya mbak, agar hutan bisa diwariskan utk anak cucu kita
HapusHutan itu menyimpan bebagai kekayaan yang sangat bermanfaat bagi manusia. Salah satunya menyediakan sumber pangan yang lezat dan menyehatkan seperti sayur pakis ini ya mbak.
BalasHapusDari kemaren baca-baca tentang sayur paku alias pakis, jadi kangen masakan mama.
BalasHapusMama saya selalu enak kalau masak sayur tersebut, padahal ya cuman dikasih bumbu standar.
masakan mama memang selalu dirindukan :)
Ternyata tumbuhan pakis bisa dikonsumsi, ya? Saya sukanya daun singkong yang dibuat tumisan gini. Apalagi mama yang masakin, rasanya luar biasa. Memang hutan punya beragam manfaat, termasuk sumber pangan, maka jagalah kelestariannya
BalasHapusSaya kalau lewat jalan yang di tepi jalannya banyak pohon besar itu seneng banget, rasanya adeemm kalau lewat situ. Makanya itu jalanan yang ada pohon rindangnya jadi favorit aku hehehe...
BalasHapusUntuk pakis saya belum pernah masak jadi gulai, tapi saya tumis dan itu menjadi favorit suami.
Wah... Aku baru tau pakis bisa dimasak mba. Dirumah nenek dulu pakis itu kaya hama, banyak banget.. paling dibuat maen tato tatoan jaman dulu..
BalasHapusHehehe
Aku kok jarang sekali nemu sayuran pakis atau paku kalau di tukang belanja deket rumah ya mbak hehe, mungkinn kurang populer di sini. Jd kangen deh makan saur pakis disantani gtu :D
BalasHapusHutan adalah sumber pangan yg sangat berharga..
BalasHapusDan memang hrs selalu dijaga kelestariannya
Aku batu tahu ada gulai pakis mba heheh ya ampun aneka ragam ya kuliner dan sumbernya itu dari hutan :) semoga hutan kita tetap terjaga ya
BalasHapusBener bgt hutan perlu dijaga untuk masa depan. Btw gulai pakis ini masih banyak yg jual didekat rumah mertua nih mba, nama makanannya katupek gulai pakis, makanan khas padang.
BalasHapusMiris banget lihat hutan sekarang banyak yang dibabatin ya mbak, padahal fungsinya sedemikian rupa banyaknya. Btw, gulai pakisnya menggoda... hehe
BalasHapusSayur pakis nya menggoda sekali mbaa, boleh nih kucoba buat di rumah 😳 hutan memang harus dijaga kelestariannya, karena peranan pentingnya buat kehidupan, ga cuma sekarang, tapi anak cucu kita kelak :)
BalasHapusDi tempat aku juga ada tuh sayur gulai paku, kami bilangnya sayur santan paku. Btw memang benar ya, kita harus menjaga kelestarian alam untuk warisan anak cucu
BalasHapusWah ternyata ga terkalu susah juga yaaa. PR nyari daun pakis sih kalau aku hehehe. Layak dicobain buat dimasak nanti
BalasHapusAuto laper liat foto-foto makanannya. Enak banget. Eh ternyata sumber dari hutan ya. Sayang banget kalo pakis punah gara-gara hutannya ga kita jaga
BalasHapusJaga hutan untuk masa depan,
BalasHapusKarena sumber pangan bahkan papan kita berasal dari hutan. Dengan begitu bumi ini tetap menghijau dan lestari
Berita kebakaran hutan di Australia beberapa bulan yang lalu, bikin sedih, ga hanya saya, tapi juga anak2 saya yang suka banget dengan hewan Koala. Melihat Koala banyak yang mati terbakar dan terluka parah, membuat kami semakin sadar dengan manfaat hutan sebagai tempat tinggal hewan.
BalasHapusMenjaga kelestarian hutan tidak hanya menjaga kestabilan kadar oksigen di udara, tapi juha menjaga hewan2 yang tinggal didalamnya, untuk selalu lestari dan dapat berkembang biak dengan baik.
Saya pernah masak daun pukis, waktu di rumah nenek. Saya masak sayur pukis kuning.
BalasHapusPakis ada nih dijual di tempat ku.. tapi jarang sih enak.. tapi belum pernah masak sendiri, waktu itu nyobain kakak yang masak heheheh.. jaga hutan untuk kelestarian lingkungan hidup
BalasHapus