Image: by pixabay |
Dulu, saat masih duduk di bangku sekolah dasar, setiap ada pesawat yang melintas di atas rumah - karena rumah orangtuaku waktu itu dekat bandara Fatmawati Kota Bengkulu - Saya selalu berkata lirih di samping ibu, "Kapan ya, Mak, aku bisa naik pesawat?", dan ibu hanya mengaminkan.
Waktu terus berlalu, dan usiaku pun terus bertambah, keinginan untuk naik pesawat terbang pun ku kubur dalam-dalam, karena ku tahu jika orangtuaku bukanlah orang kaya yang bisa membeli tiket pesawat yang saat itu adalah kendaraan paling mewah untuk dinaiki.
Meski tak pernah lagi kulontarkan keinginan untuk bisa naik pesawat terbang, namun saat badan pesawat melintas jauh di atas atap rumah kami, Saya masih sering berdoa dalam hati, semoga suatu saat nanti bisa terwujud. Aamiin.
Tamat Kuliah Langsung ke Jakarta
Maret 2011, beberapa hari usai wisuda Sarjana Pendidikan tak disangka jika Saya mendapat tawaran dari adik ibu yang paling bungsu buat berangkat ke Jakarta dan beliau yang akan mengongkosinya pulang pergi, Alhamdulillah.
Mulai dari pembelian tiket pesawat hingga persiapan pakaian, semua sudah kucatat rapi di secarik kertas agar saat pemberangkatan tidak ada yang tertinggal. Termasuk KTP yang tidak boleh tertinggal.
Di hari pemberangkatan, setengah jam sebelum jadwal penerbangan, Saya sudah tiba di bandara Fatmawati Soekarno - Bengkulu. Tiket pesawat dan KTP sudah Saya genggam di tangan, yang kemudian diperiksa oleh petugas lalu setelahnya diizinkan masuk ke dalam bandara. Nah, di dalam bandara ini akan ada petugas-petugas tertentu yang akan menawarkan untuk mem-packing barang bawaan kita semacam dibungkus, jika mau silakan, namun jika tidak perlu, ada baiknya ditolak saja meski terlihat sedikit memaksa.
Cepat menghindar, Saya pun langsung ke arah eskalator dan menuju ruang tunggu. Cukup banyak yang duduk di ruang tunggu, tentunya dengan kota tujuan yang berbeda-beda.
Masyaa Allah, walhamdulillah. Impian untuk bisa naik pesawat terbang yang selalu Saya lontarkan pada ibu sejak kecil akhirnya terwujud, bagai mimpi tapi itu nyata adanya. Itulah kenapa, Saya menjadi sangat miris sekali saat mendengar seorang ibu yang marah ketika anaknya berkata di luar nalar ibunya, seperti "Entar kalau udah gede, aku mau beli mobil." Kenapa harus marah? Harusnya diaminkan saja. Karena kita tidak pernah tau doa yang keberapa akan diijabah.
10.30 WIB, pengeras suara menyerukan jika pemberangkatan menuju Jakarta sesaat lagi, dan kami diminta untuk bersiap-siap menuju pintu yang ditentukan petugas bandara.
Semua penumpang diminta mengeluarkan kertas boarding pass untuk dilakukan pengecekan, setelahnya berangsur-angsur penumpang naik ke pesawat. Di dalam pesawat Saya selalu merapalkan doa, berharap keselamatan hingga tempat tujuan, tau sendiri kala itu cukup riskan untuk naik pesawat, karena berita pesawat jatuh kerap muncul di layar televisi rumah.
Tidak menunggu lama, perlahan pesawat pun mulai berjalan dan kemudian naik hingga perlahan telinga mulai terasa seperti tertutup. Paman pernah berkata, jika naik pesawat sebaiknya kunyah permen atau semacamnya untuk mengatasi gangguan telinga. Namun, ada baiknya jangan mengunyah permen karet, karena sebagaimana yang dilansir dari Republika(dot)co(dot)id seorang dokter menjelaskan jika mengunyah permen karet hanya akan membuat kita menelan banyak udara yang berakibat dapat meningkatkan jumlah gas di perut sehingga membuat perut jadi kembung dan perasaan tidak nyaman selama di dalam pesawat.
Ada Apa di Pesawat Terbang?
Mengingat ini, Saya jadi nyengir-nyengir sendiri saat ingat ketika pertama kali naik pesawat terbang. Bagaimana tidak, Saya yang notabene-nya masuk kategori penasaran, tentu saja akan mencari cara untuk memecahkan rasa penasaran itu, terutama keingintahuan ada apa di dalam pesawat terbang, hahaha ....
Saat pesawat sudah lepas landas dan berada jauh di udara, penumpang pun sudah dipersilakan melepas seat belt, terutama jika ingin ke toilet. Nah, karena saking penasaran sama toilet pesawat, Saya pun akhirnya memberanikan diri ke toilet, seorang diri. 🤣ðŸ¤
Saat membuka pintu toilet, Saya pun masuk dan menguncinya dari dalam. Mata melihat ke sana kemari, memerhatikan tombol apa saja yang ada di ruangan tersebut. Lalu, apakah akhirnya Saya jadi buang air kecil (BAK)? Jawabannya tentu saja tidak. Mengapa? Teman-teman tahu apa yang ada dipikiran Saya saat itu? Saya khawatir saat setelah buang air, lalu memencet tombol siram toilet eh malah salah pencet tombol yang membuat lantai yang Saya injak itu terbuka 🤣🤣, alhasil Saya pun terjatuh dari pesawat seperti di film-film (korban film, wkwkw). Beruntungnya, sebiasaan Saya jika hendak bepergian, sebelumnya Saya sudah ke toilet lebih dulu untuk berjaga-jaga agar tidak mendadak kebelet di tengah jalan.
Saya pun buru-buru ke luar dari toilet pesawat, dan tentunya dengan keadaan santai, agar tidak terlihat seperti orang kebingungan (bingung gimana cara menggunakan toilet pesawat, hahaha).
Nah, itulah cerita pengalaman pertama naik pesawat yang Saya alami. Dan, hingga saat ini Saya masih ada rasa penasaran dengan toilet pesawat😂. Apakah mau mencobanya lagi? Ya bisa jadi suatu saat nanti. Buat teman-teman yang akan melakukan perjalanan menggunakan pesawat, ada bacaan menarik nih yang diulas sama mbak Citra, yakni soal cara mengatasi rasa bosan di bandara, soalnya Saya juga pernah merasakan bosan di bandara akibat delay. Semoga setelah membaca ini bisa mengatasi rasa bosan tersebut. Selamat membaca😊
Jadi ingat juga pertama kali naik pesawat ke Jakarta, tak henti-hentinya melihat keluar lewat jendela pesawat. Maklum baru pertama kali, sambil sesekali foto dengan latar belakang pesawat.
BalasHapusKalau saya justru memelihara rasa takut saya ketika terbang. Ini saya lakukan supaya saya enggak takabaur wadan selalu berdoa memohon keselamatan ke Allah SWT.
BalasHapusYa ampun aku jadi inget pertama kali naik pesawat terbang kalau gasalah pas baru lulus SMA, sendirian dari Jakarta ke Malang hahaha. Tapi meskipun udah berkali-kali sekarang naik pesawat, tetep sih perasaan cemas pas take off dan landing gabisa lepas
BalasHapusTosss...samaan..dripada kerepotan dengan urusan buang air... saya juga biasanya menuntaskan sebelum perjalanan... jadi ketika diperjalanan tinggal menikmati dan explore sana sini
BalasHapusLangsung ingat waktu pertama kali naik pesawat. Justru malah senang, bisa melihat dibalik kaca jendela, melihat dari ketinggian. Kalau toilet pesawat, selama ini gak pernah menggunakan fasilitas tersebut sih.
BalasHapusdoa ibu, insyaallah terkabul ya mbak, karena kita tidak tahu doa keberapa yang dikabulkan
BalasHapuspesawat pertama yang dicoba dulu tujuan jakarta juga, butuh waktu 1 jam 10 menit dari surabaya dan saya tidak tertidur padahal biasanya kalau naik kendaraan saya sering tertidur hehe, mungkin karena penasaran ya, selalu ada saat pertama
Naik pesawat selalu menyenangkan buat saya, tapi kalau pas lepas landas atau mau mendarat, wah degdegan banget. Hahaha Membaca diatas membuat saya teringat pas naik pesawat sendiri pertama kali. Hahahah
BalasHapusImajinasinya keren. Hehe... Saya udah beberapa kali naek pesawat belum berani ke toilet kak. Hehe ..
BalasHapusTakut jatuh ke bumi
Aduh aku saking lamanya nggaj naik pesawat lagi udah lupa rasanya mbak
BalasHapusDulu pertama ke lombok, masyalloh takut deg deg an sekaligus takjubb
Sejak pertama kali naik pesawat sejak itu pula saya ketagihan, tapi sangat menghindari masuk toilet kecuali sangat terpaksa. Yuk, mbak dicoba lagi masuk toilet pesawat biar rasa penasarannya terbayar.
BalasHapus