Dua Bulan Sebelum Proses Melahirkan
Jari halus sedikit berisi itu sedang sibuk memencet tuts layar laptopnya, sesekali tangan kiri mengelus perut yang kian membesar. Sembari mendengus, manyun karena artikel pesanan belum kunjung selesai namun mata kian mengantuk.
Dua bulan lagi HPL (Hari Perkiraan Lahir) yang pernah digaungkan dokter menjadi pengingatnya untuk semangat mengumpulkan pundi-pundi rupiah, membantu sang suami yang juga bekerja sebagai freelancer, supaya uang itu kelak dapat digunakan untuk menyambut kelahiran sang buah hati yang sudah dinanti-nanti selama 6 tahun pernikahan. Tak ingin calon bayi kekurangan gizi, dengan semangat jari lentiknya terus menekan tuts layar laptop yang hampir setiap hari menyala.
"Semangat! Lumayan fee-nya buat beli beraneka buah, ikan segar, dan nabung buat lahiran." Katanya dalam hati.
Namun, untuk menghindari hal-hal fatal, ia tetap pasang alarm pada dirinya, jika bekerja meski dari rumah tidak boleh berlebihan, gunakan catatan waktu, istirahat cukup, makan dan ibadah tepat waktu, dan lakukan rutinitas lainnya yang dirasa perlu.
Perut wanita itu kian Minggu kian terasa berat, hari-hari HPL pun kian mendekat. Mendadak timbul sesekali kepanikan di dirinya, akankah uang yang ia dan suaminya kumpulkan cukup untuk proses persalinan? Allah. Sang Penolong tentu tak akan menyia-nyiakan perjuangan hamba-Nya, ia pun menarik napas dalam, berserah pada Sang Pencipta dan meyakinkan sepenuhnya, jika di dunia ini tak ada yang tidak mungkin.
Ketika Kegundahan Terjawab
Hari itu tanda-tanda akan melahirkan tampak, segera suaminya beserta anggota keluarga lainnya memesan transportasi online, ke rumah sakit tujuan. Di sepanjang jalan wanita berbadan dua itu menepis pikiran-pikiran yang dapat membuatnya menjadi bad mood, meski sesekali terlintas "berapa biaya yang akan kami keluarkan?" Bismillah.
Saat memasuki ruangan tindakan, ia pun disarankan untuk operasi Caesar, karena tekanan darah yang naik turun. Di dalam pikirannya, bakalan lebih besar ini biaya yang akan dikeluarkan untuk operasi. Tapi, apapun itu, demi bertemu buah hati tercinta ia pasrahkan sepenuhnya, in syaa Allah ada jalan rezekinya.
Wanita yang Saya ceritakan itu adalah diriku sendiri. Sejak pandemi melanda, Saya dan suami banyak berada di rumah dan tentu saja membuat pemasukan ikut berkurang, bersyukurnya masih ada jalan rezeki melalui nge-blog, nge-buzzer dan menginfluencer di beberapa akun media sosial yang Saya miliki, pun dengan suami. Sehingga dari sanalah kami bisa bertahan hidup dan juga menabung.
Namun, ketika mendapat rezeki anak, tentunya Saya dan suami sepakat untuk makin meningkatkan kinerja dalam mengelola media sosial yang kami miliki, tidak hanya Facebook, Instagram, Twitter, blog, bahkan akun tiktok dan akun-akun lainnya juga kami kelola bersama. Kecuali suami, yang juga fokus ke YouTube sebagai gamers. Untuk nama akunnya saat ini masih dirahasiakan, sebab suami akan terang-terangan memperkenalkan dirinya jika follower Tiktoknya sudah mencapai 10K. Doain ya😁
Cerita Baru dengan Tambahan Anggota Keluarga Baru
Alhamdulillah, yang dulunya kemana-mana berdua sekarang sudah bertiga (anak). Kehadirannya tentu membuat Saya dan suami semakin semangat untuk bekerja, meskipun akhirnya Saya memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga yang tetap bekerja dari rumah mengelola akun media sosial yang sudah dibangun di awal-awal.
"Masa, susah-susah dapat ijazah S1, larinya jadi ibu rumah tangga?" Pertanyaan ketus beberapa orang yang bertemu dan menanyai apa pekerjaanku.
Mereka yang tidak tahu dengan kehidupanku, tentu saja hanya akan melihat dan menilai dengan sebelah mata. Mereka tak pernah tahu, jam berapa Saya tidur untuk menyelesaikan beberapa artikel job menulis, jam berapa kemudian bangun kembali untuk menyelesaikan pekerjaan rumah lalu melanjutkan aktivitas menulis dan mengecek jadwal yang harus kuselesaikan setiap harinya. Yang mereka tahu, Saya hanya duduk manis di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, nyambi momong anak, dan menerima transferan dari suami.
Saat Dicemooh, Bukan Berarti Menangis dan Meratapinya
Dulu, saat pernah gagal dalam nilai mata pelajaran di sekolah, ibu pernah menasihati bahwa air mata yang terbuang belum tentu akan mengubah nilai ku jadi lebih baik. Aku harus berusaha lebih giat agar kegagalan tersebut tidak terulang lagi. Pun begitu saat menerima tatapan tajam orang yang mempertanyakan pekerjaan dan guna ijazahku, tiada guna meratapinya, toh semuanya in syaa Allah tidak ada yang sia-sia. Bukankah menjadi seorang ibu juga harus punya pendidikan, harus cerdas agar anak-anak yang didik menjadi cerdas dan berilmu?
Setelah mulai membaik pasca melahirkan, Saya pun kembali menerima tawaran demi tawaran job yang datang, baik via email, DM Instagram, maupun japri via WhatsApp. Alhamdulillah, bisa terlewati, terlebih atas dukungan suami yang juga ikut andil dalam hal mengasuh anak dan membantu pekerjaan rumah tangga.
Mimpinya Ibu Rumah Tangga, Tetap Bisa Berpenghasilan Meski Dari Rumah
Allah Maha Baik. Rezeki demi rezeki diberi dari sumber yang tidak diduga-duga. Kebutuhan sandang, pangan, papan hingga persiapan dana pendidikan anak bisa kami tabung sedikit demi sedikit. Kata orangtua zaman dulu (bahkan mungkin hingga sekarang) sesuatu yang sedikit demi sedikit, jika diikhtiarkan buat ditabung maka lama-lama akan menjadi bukit. Aamiin.
Untuk menunjang pekerjaanku dari rumah yang notabene-nya butuh internet yang lancar, tentu saja IndiHome jadi kunci suksesnya.
Untuk menunjang pekerjaanku dari rumah yang notabene-nya sangat butuh internet, tentu saja internet yang lancar jadi pilihan utama. Apalagi seperti saat akan mengikuti IndiHome Blog Competition yang hadiahnya sungguh menggiurkan. Tentu saja tidak mau melewatkannya begitu saja. Meskipun lomba menulis blog IndiHome dari Telkom Indonesia ini banyak para raja dan ratu juara dalam lomba, tapi tidak kecil kemungkinan juga ibu rumah tangga seperti Saya bisa jadi salah satu pemenangnya. Aamiin.
Nah, buat teman-teman yang lain, termasuk ibu rumah tangga, jangan berkecil hati untuk mencoba, sebab kita tidak pernah tahu percobaan yang keberapa akan berhasil. Seperti halnya penulis buku Harry Potter, yang pada akhirnya bukunya laris manis setelah ditolak kesekian kali karyanya tersebut. Dan, jangan lupa buat memasukkan keyword wajibnya, yakni "IndiHome”, “Telkom Indonesia”, “Manfaat Internet”, dan “Internetnya Indonesia" ke dalam artikel teman-teman. Dan jangan lupa pula untuk share ke Twitter dengan sertakan hesteg dan mestion dari syarat yang telah ditentukan oleh penyelenggara.
Bagi ibu rumah tangga seperti Saya, IndiHome produk Telkom Indonesia ini adalah Internetnya Indonesia yang punya Manfaat Internet sangat tak terbatas. Yuk, bangun rumah tangga dengan generasi cerdas bersama IndiHome Internetnya Indonesia.
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)