Pict. By Pixabay |
Miris, karena kasus baru kusta di Indonesia mengalami stagnasi, bahkan stagnasi tersebut terjadi selama 10 tahun terakhir dengan jumlah mencapai 18.000 kasus. Hal inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kasus kusta tertinggi ketiga di dunia. Stigma negatif tentang penyakit kusta di tengah masyarakat pun masih menyebar, masyarakat menganggap penyakit tersebut adalah penyakit keturunan bahkan dianggap sebuah kutukan yang membuat si penderita diabaikan, dikucilkan sehingga menutup diri yang akhirnya tidak mendapat penanganan. Padahal, kusta merupakan salah satu penyakit yang bisa menimbulkan disabilitas akibat dari tidak ditangani dengan segera.
Bayangkan! Pada tahun 2017 saja angka disabilitas akibat kusta masih mencapai 6,6 orang per 1.000.000 penduduk. Padahal, pemerintah punya target capaian disabilitas kurang dari 1 orang per 1.000.000 penduduk. Itu artinya penanganan kusta di Indonesia masih mengalami kendala dalam mensosialisasikannya. Salah satunya terkait sosialisasi apa itu kusta dan apa dampaknya bila penyakit ini terlambat ditangani. Padahal, kusta termasuk penyakit mudah menular jika tidak segera ditangani.
Sosialisasi dan Edukasi Kusta Melalui Kegiatan Roadshow Leprosy di Slawi
NLR (Netherland Leprosy Relief) Indonesia baru-baru ini melakukan kegiatan Roadshow Leprosy di Slawi - Tegal, dan Kabupaten Cirebon yang melibatkan Babinsa dan PKK dalam hal memberikan kesadaran kepada jaringan dan masyarakat umum tentang kusta, agar kusta tidak dianggap sepele, selain itu si penderita mau terbuka tentang penyakit kusta yang dialaminya sehingga dapat segera ditangani.
Pada kesempatannya, dalam acara talkshow Ruang Publik KBR yang diadakan pada tanggal 14 Juni 2023, Kapten Inf Shokib Setiadi, selaku Pasiter Kodim 0712/Tegal menyampaikan jika keikutsertaannya dalam kegiatan Roadshow yang dilakukan beberapa waktu lalu sangat luar biasa, karena dalam kegiatan tersebut berbarengan dengan beberapa komunitas antara lain ada dari sebagian besar Babinsa Kodim 0712/Tegal, rekan Babin Kamtibnas Polres Tegal, melibatkan ibu-ibu PKK hingga seluruh instansi yang ada.
Kapten Inf Shokib Setiadi |
Menurut Pak Shokib kegiatan edukasi kali ini sangat luar biasa karena dikemas dalam metode yang berbeda dari kegiatan edukasi yang lainnya sehingga menarik minat peserta yang hadir sekaligus bisa lebih memahami apa yang diterangkan dalam kegiatan tersebut. Nah, dalam penyampaian perihal bagaimana ciri-ciri penyakit kusta hingga bagaimana cara menaganinya tentu saja diperlukan metode yang tepat agar dapat menimbulkan minat masyarakat dalam mengetahui dan mempelajari tentang penyakit kusta ini. Sebab, penyakit kusta merupakan penyakit menular yang tidak mudah menular. Untuk itulah diperlukannya kerjasama semua pihak agar kusta dapat teratasi.
Saat mengikuti kegiatan Roadshow Leprosy di Slawi antusias warganya sangat tinggi, terbukti dengan cukup banyaknya warga yang berdatangan dan bertanya perihal kusta. Menurut Bu Elly, acara tersebut menyenangkan karena dapat berbagi ilmu tentang apa pengertian kusta dan cara mendeteksinya, apa saja gejalanya, mengenalkan apa saja tipenya serta pengobatannya harus bagaimana.
Elly Novita, S.KM, MM |
“Buat yang terlanjur terkena kusta tenang saja, untuk pengobatannya tanpa dikenakan biaya apapun, alias gratis,” terang Bu Elly.
Dengan digratiskannya biaya pengobatan untuk penyakit kusta diharapkan warga mau bekerjasama dalam hal menekan penularannya, yakni dengan mendeteksi dini dan segera berobat jika ternyata terdeteksi tanda-tanda kusta pada anggota tubuh. Beberapa gejala kusta yang dapat dirasakan, diantaranya:
• Kulit kehilangan kemampuan merasakan suhu, tekanan, sentuhan ataupun rasa nyeri.
• Kulit terasa kering dan kaku
• Saraf membesar yang biasanya terjadi di siku dan lutut.
• Luka di telapak kaki tidak terasa nyeri
• Terdapat benjolan di wajah dan telinga
• Adanya bercak tampak pucat dan berwarna lebih terang daripada kulit sekitarnya.
Nah, bila terdapat ciri-ciri tersebut maka ada baiknya segera diobati agar dapat disembuhkan dan tidak menyebar pada anggota keluarga dan masyarakat lainnya.
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)