Budidaya Tanaman Liar yang Memiliki Potensi Besar

“Jangan dicabut, Dek, itu sengaja ibu tanam,”ucap Bu Aisyah, tetangga sebelah rumah, waktu aku dan suami masih mengontrak di Jawa Barat.

Saat duduk bersama di teras kontrakan, Bu Aisyah bercerita jika daun Krokot yang hendak aku cabut itu enak buat dimasak pecel atau ditumis sekalipun, namun aku yang tidak terbiasa dengan tanaman yang dianggap gulma di daerahku (Sumatera) itu merasa asing mendengarnya. Beliau bercerita, jika daun krokot dimasak pecel, dan disebut sebagai pecel krokot, yang dimasukkan sebentar ke dalam air mendidih. Beliau pun mengatakan, jika rasa masam krokot memberikan sensasi tersendiri.

“Kapan-kapan, ikut ibu masak daun krokot ya, biar lihat sendiri prosesnya. Daun krokot enak juga ditumis,” ajak beliau saat itu ketika melihat aku yang masih mematung kebingungan.

Sepulangnya dari sana, aku pun scroll media sosial, mencari tahu tentang daun krokot dan manfaat mengkonsumsinya. Dan, ternyata bahkan sejak berkembangnya pemasaran secara online, krokot dan beberapa tanaman gulma lainnya kembali naik daun, terlebih saat pandemi makin menguatkan posisi krokot sebagai sayuran sehat.

Daun krokot Denga nama ilmiah Portulaca oleracea adalah tanaman liar yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Siapa sangka, jika tanaman liar yang sering diabaikan kehadirannya ini memiliki sejumlah manfaat dan ternyata mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan. Sebagaimana yang dilansir dari WebMd, jika tanaman krokot mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan tubuh, juga mengandung vitamin A dan C yang baik untuk meningkatkan kesehatan mata, sistem kekebalan tubuh, bahkan disinyalir dapat menyembuhkan luka. Sehingga tidak heran jika krokot kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu sayuran yang dapat dikonsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh.

Tanaman ini tumbuh rendah di tanah dengan batang yang tebal dan daun kecil berdaging yang memiliki rasa sedikit asam dan renyah. Daun krokot juga dikenal sebagai "purslane" dalam bahasa Inggris dan sering digunakan sebagai bahan makanan serta obat herbal.

Daun krokot mengandung beragam nutrisi penting, antara lain:

Kandungan omega-3 pada daun krokot dapat membantu menurunkan kolesterol jahat dan trigliserida, yang mendukung kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Senyawa antioksidan pada krokot membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif dan mencegah peradangan, sehingga bermanfaat untuk kesehatan secara keseluruhan.

Daun krokot mengandung serat yang baik untuk pencernaan, membantu mencegah sembelit, dan memperlancar sistem pencernaan.

Vitamin A dan beta-karoten dalam daun krokot baik untuk kesehatan mata, melindungi mata dari degenerasi makula, dan membantu menjaga penglihatan.

Daun krokot rendah kalori tetapi kaya serat, sehingga baik untuk menekan nafsu makan dan membantu menjaga berat badan.

Vitamin C dalam daun krokot dapat meningkatkan kekebalan tubuh, membantu mencegah infeksi, dan menjaga tubuh tetap sehat.

Daun krokot mengandung zat besi, yang penting untuk produksi sel darah merah, sehingga membantu mencegah anemia.

Daun krokot secara tradisional digunakan untuk mengobati luka dan iritasi kulit. Mengoleskan getah atau tumbukan daun krokot dapat membantu meredakan iritasi atau mempercepat penyembuhan luka.

Daun krokot bisa dimakan mentah dalam salad, ditumis, atau dimasukkan ke dalam sup. Rasanya sedikit asam dan dapat menambah rasa segar pada makanan. Namun, sebaiknya daun krokot dikonsumsi dalam jumlah sedang karena kandungan asam oksalatnya yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko batu ginjal bila dikonsumsi berlebihan.

Daun krokot tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga mudah didapat dan diolah, menjadikannya salah satu tanaman liar yang berkhasiat serta berguna dalam pengobatan alami.

Perempuan yang akrab disapa Dyah asal Sidoarjo Jawa Timur itu memanfaatkan tanaman liar untuk memenuhi gizi masyarakat, salah satunya tanaman krokot. Awal perkenalannya dengan tanaman liar tersebut bermula pada tahun 2004. Saat itu, Dyah yang statusnya seorang mahasiswi Universitas Widya Mandala Surabaya hendak membuat penelitian tentang kandungan gizi mangrove. Kemudian pada tahun 2009, Dyah memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Desa Galengdowo Jombang untuk memanfaatkan tanaman liar sebagai bahan makanan seperti krokot, daun racun, tempuyung, legetan, dan sintrong.

Pada saat itu Dyah sudah berhasil mengidentifikasikan sekitar 300 spesies tanaman liar, bahkan Dyah juga berhasil mengundang kalangan akademis dan peneliti untuk menemukan kandungan nutrisi tanaman pangan liar, bahkan telah berhasil meneliti 10 tanaman pangan liar secara mendalam. Dari apa yang dilakukan Dyah, memberikan dampak positif bagi masyarakat desa, yakni masyarakat mulai mengkonsumsi lebih banyak tanaman pangan liar dibanding makanan olahan dan bahkan masyarakat pun akhirnya mulai terbiasa untuk memelihara tanaman liar tersebut.

Berkat dedikasi Dyah di bidang pemuliaan tanaman liar untuk menunjang gizi masyarakat dan kerja dokumentasinya pada alternatif pangan lokal, Dyah pun akhirnya mendapat penghargaan SATU Indonesia Awards pada tahun 2011 di bidang Pemberdaya Gizi dari Tanaman Liar.

https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/tribunners/2020/11/25/si-gulma-krokot-yang-kaya-kandungan-vitamin

https://www.idntimes.com/health/fitness/iip-afifullah/manfaat-hebat-daun-krokot-exp-c1c2

https://zerowaste.id/zero-waste-health-and-beauty/nggak-hanya-cantik-tapi-4-bunga-ini-juga-aman-dikonsumsi-dan-mudah-ditemukan-di-indonesia/

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20221102153319-260-868606/7-manfaat-tanaman-krokot-salah-satunya-meningkatkan-kekebalan-tubuh

Podcast Wawancara

https://hearthis.at/radioidolasmg/2020-09-23-ngobrol-bareng-hayu-dyah-patria/