Andy Suryansyah (Dokumen Transmedia) |
Dalam kegelapan malam, suara nyamuk yang berdengung menjadi tanda bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan. Setiap detik yang berlalu, nyamuk mengintai, menunggu saat yang tepat untuk menyerang. Mereka adalah penyebar penyakit mematikan, dari demam berdarah hingga malaria, yang menghantui jutaan jiwa di seluruh dunia. Ketidakberdayaan ini mendorong banyak orang untuk berjuang melawan ancaman yang tak terlihat ini.
Di tengah situasi yang mengkhawatirkan ini, seorang pria bertekad untuk menemukan solusi yang dapat mengakhiri teror nyamuk yang telah mengintimidasi masyarakat selama bertahun-tahun. Dengan semangat tak tergoyahkan dan pikiran yang inovatif, ia menyusun rencana untuk menghadapi serangan nyamuk. Tidak hanya mengandalkan metode konvensional, ia menggabungkan teknologi mutakhir dengan pemahaman mendalam tentang ekosistem nyamuk. Ia pun mencoba menciptakan sebuah penemuan, namun sayangnya setiap kali ia menawarkan inovasinya tersebut, senyumnya ditanggapi dengan keraguan, dan setiap uji coba terasa seperti pertarungan melawan arus. Namun, semangatnya tak pernah pudar. Dengan kegagalan, ia mengumpulkan pengalaman berharga, mengasah ide-ide dan menemukan cara-cara baru untuk menghadapi musuh yang tak terlihat ini.
Setelah berbulan-bulan eksperimen tanpa henti, titik terang mulai muncul. Dengan tekad bulat dan keyakinan baru, ia pun berhasil menciptakan alat revolusioner yang tidak hanya efektif, tetapi juga ramah lingkungan—sebuah senjata ampuh melawan ancaman yang telah merenggut begitu banyak nyawa.
Dengan terobosan yang mengubah cara kita memandang dan menghadapi nyamuk, ia membuktikan bahwa tidak ada musuh yang tak bisa ditaklukkan. Nyamuk tak lagi berdaya—sebuah langkah berani dalam melawan teror yang selama ini menghantui masyarakat.
“Berawal dari penyakit demam berdarah yang menyerang banyak warga di Kampung Dupak Rukun, termasuk Saya,” kata Andy sembari memperlihatkan alat yang ia beri nama Falle.
Sebagai penyintas demam berdarah, Andy Suryansah yang gemar dengan dunia teknologi akhirnya mencoba membuat alat yang dapat membasmi nyamuk. Dengan optimis ia mulai melakukan berbagai penelitian, dimulai dengan melakukan pengenalan perilaku dan karakter nyamuk, hingga merancang dan menentukan elemen apa saja yang digunakan dalam pembuatan alat tersebut, yakni seperti lampu ultraviolet dan kawat kasa.
Setelah mengumpulkan elemen yang diperlukan, Andy pun mulai bereksperimen dengan pertama-tama membuat alat berbentuk kotak menggunakan kayu jati yang sudah dipotong sedemikian rupa berukuran sekitar 10 x 10 cm yang kemudian dilapisi kain kasa. Selanjutnya, memasang lampu ultraviolet dan memadukan audiosonik tanpa campuran bahan residu kimia. Andy sengaja menggunakan lampu ultraviolet pada penemuannya itu karena dari hasil penelitian yang dilakukannya jika lampu ultraviolet suhunya sama seperti tubuh manusia, sehingga membuat nyamuk tertarik untuk menghampiri. Sedangkan kalau menggunakan lampu biasa, suhunya terlalu panas sehingga tidak cocok untuk digunakan.
“Sebenarnya Falle tidak ubahnya seperti raket pembasmi nyamuk pada umumnya yang beredar di pasaran, akan tetapi Falle didesain khusus agar aman dipegang manusia,” ungkap Andy menjelaskan.
Sebelum akhirnya mengeluarkan Falle, Andy melakukan riset pasar terlebih dahulu mengenai seberapa banyak permintaan terhadap produk pencegah gigitan nyamuk ciptaannya tersebut, yang ternyata permintaan pasar cukup tinggi.
Sekilas Tentang Falle
Proses pembuatan Falle (Dokumen Transmedia) |
Menurut kalian, nyamuk yang menghisap darah manusia, nyamuk jantan apa nyamuk betina? Atau keduanya? Nah, ternyata nyamuk yang suka menggigit manusia adalah nyamuk betina, dengan tujuan untuk mendapatkan darah yang kaya protein dan zat besi untuk membantu mereka menghasilkan dan mengembangkan sel telur. Hal itu sejalan dengan apa yang sudah diteliti oleh Andy, dimana ia menemukan fakta jika yang suka menggigit manusia adalah nyamuk betina, sehingga ia pun kemudian merancang Falle menggunakan suara dengungan mirip suara nyamuk jantan. Sebelum menggunakan suara yang mirip dengungan suara nyamuk jantan itu, Andy melakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah intensitas suara yang digunakan untuk memikat itu aman bagi manusia atau tidak.
Terdapat dua tombol yang digunakan agar alat dapat bekerja, tentunya setelah kabel disambungkan ke listrik. Tombol pertama berfungsi menghidupkan lampu audiosonik, sedangkan tombol kedua berfungsi menghidupkan lampu ultraviolet. Dan, rangkaian penyengat tersebut akan bekerja setelah nyamuk betina hinggap di kawat kasa.
Falle (Dokumen Transmedia) |
Falle dapat bekerja secara efektif jika digunakan di ruangan berukuran 4 x 4 meter, namun radiusnya akan berkurang dan tidak efektif apabila digunakan di ruangan terbuka.
Berkat penemuannya itu, Andy Suryansah pun akhirnya mendapat penghargaan SATU Indonesia Awards pada tahun 2013 dengan kategori individu di bidang teknologi. Semoga menginspirasi!
Referensi
https://jatimtimes.com/amp/baca/137328/20160303/043605/falle-alat-pembasmi-nyamuk-duo-teknologi
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/10/12/andy-suryansah-penyelamat-masyarakat-terhindar-dari-ancaman-nyamuk
https://youtu.be/TefWoz5xVIU?si=fZUNr1AeySbC0i3c
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar yang dapat membangun tulisan saya.
Mohon maaf, komen yang mengandung link hidup tidak saya publish ya :)